Kaleidoskop 2018

Yang Seru dan Menarik di Panggung Olahraga Internasional Tahun 2018

28 Desember 2018, 18:00:54 WIB

JawaPos.com – Mulai dari rivalitas Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor, sampai Naomi Osaka yang dicemooh usai mengalahkan Serena Williams. Dua peristiwa tersebut adalah segelintir kejadian seru yang terjadi di tahun 2018.

Tak cuma soal kontroversi, berbagai pencapaian membanggakan dan pergeseran tren gelar juara juga mewarnai tahun 2018. Berikut adalah beberapa kejadian yang patut dikenang di tahun 2018:

 

1. Perseteruan Khabib Nurmagomedov vs Conor McGregor

Tidak ada pertarungan yang lebih seru dari duel Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor di tahun ini. Dua atlet Multi Martial Arts (MMA) yang bergelut di panggung UFC untuk memperebutkan sabuk juara dunia pada 6 Oktober itu berakhir dengan kericuhan hebat.

Nurmagomedov berhasil memenangkan laga panas tersebut di ronde keempat. Kunciannya di leher McGregor membuat petarung asal Republik Irlandia itu terpaksa menyerah. Di sinilah keseruan yang sebenarnya dimulai.

Tak lama setelah dinyatakan menjadi juara, Nurmagomedov yang berkebangsaan Rusia itu langsung melihat ke arah luar oktagon (arena tarung UFC, Red). Dengan beringas, Nurmagomedov tiba-tiba memanjat pagar oktagon dan melompat ke arah tim McGregor. Baku hantam pun tak terelakkan.

Situasi bertambah runyam setelah tim Nurmagomedov yang terprovokasi merangsek masuk ke dalam oktagon untuk mengeroyok McGregor. Beruntung, keadaan kacau balau itu berhasil diredam.

Usut punya usut, terungkap bahwa Nurmagomedov melakukan aksi brutal tersebut karena tidak tahan dengan hinaan tim McGregor. Nurmagomedov menyebut bahwa tim McGregor menghina ras, agama, dan ayahnya.

Perseteruan Nurmagomedov dan McGregor pun akhirnya sampai ke pengadilan. Proses persidangan yang seharusnya dimulai pada 10 Desember kemarin akhirnya diundur ke awal tahun 2019 dengan tanggal yang belum ditentukan lebih lanjut.

2. Hattrick Marc Marquez Terus Bayangi Rekor Valentino Rossi

Susah memungkiri fakta bahwa Marc Marquez merupakan pembalap MotoGP terbaik di era sekarang. Lima gelar juara MotoGP yang sudah ia sabet, termasuk tiga gelar beruntun di tahun 2016-2018 membuat catatan rekor si Bayi Alien kian dekat dengan pembalap fenomenal Valentino Rossi.

Total, Marquez saat ini sudah mengantongi tujuh gelar juara dunia. Dua gelar lagi ia raih di kelas Moto2 dan kelas 125cc. Koleksi gelar ini sejajar dengan dua pembalap terdahulu Phil Read dan John Surtees.

Sementara, Rossi masih unggul dua gelar di atasnya dengan enam gelar MotoGP, dan masing-masing satu gelar di kelas 500cc, 2350cc, dan 125cc.

Dengan usia yang masih 25 tahun, tentunya sangat mungkin bagi Marquez untuk melampaui pencapaian Rossi yang kini sudah berusia 39 tahun. Menurunnya performa Rossi seiring bertambahnya usia juga semakin membuka peluang Marquez untuk menyalipnya.

Berbicara kemungkinan jangka panjang, juga bukan hal yang mustahil bagi Marquez untuk bisa menyamai rekor legenda MotoGP Giacomo Agostini yang tercatat memiliki 15 gelar juara. Dengan asumsi Marquez terus mendominasi trek balap selama 10 tahun ke depan, ia baru berusia 35 tahun saat hal itu terealisasi. Artinya, masih terbuka peluang ia melewati rekor Agostini.

Dalam wawancaranya bersama media Spanyol Marca, sang legenda bahkan mengatakan bahwa Marquez punya kans besar memecahkan rekornya tersebut.

3. Lewis Hamilton Kian Dekati Michael Schumacher

Jika di MotoGP ada Marc Marquez yang terus menempel Valentino Rossi, maka Lewis Hamilton juga semakin dekat dengan Michael Schumacher di arena balap mobil Formula 1. Gelar kelima yang dikantongi Hamilton tahun ini membuat pembalap berusia 33 tahun itu makin dekat dengan legenda hidup F1 asal Jerman tersebut.

Sama dengan Marquez yang terpaut dua gelar dari Rossi, Hamilton juga cuma butuh dua gelar juara lagi untuk menyamai rekor Schumacher yang punya tujuh gelar juara. Dengan predikat sebagai salah satu pembalap terbaik di dunia, Hamilton yang boleh dibilang nyaris tidak punya saingan saat ini tentu bisa merealisasikan hal itu.

 Kemungkinan Hamilton bakal menjadi orang pertama yang melewati Schumacher juga terlihat dari pemetaan kekuatan saat ini. Satu-satunya saingan Hamilton yang masih aktif saat ini hanyalah Sebastian Vettel yang punya empat gelar juara.

Namun, Vettel belum pernah lagi menjuarai F1 setelah menyabet empat gelar juara beruntun pada tahun 2010 – 2013. Sebaliknya, Hamilton berhasil tampil impresif dalam lima tahun belakangan, di mana ia hanya gagal meraih gelar di tahun 2016.

Pada tahun tersebut, Hamilton hanya sanggup finis menjadi runner up setelah dikalahkan oleh pembalap Jerman Nico Rosberg yang langsung mengumumkan pensiun usai meraih gelar prestisius tersebut.

Hilangnya Rosberg pun membuat Hamilton kembali menjadi raja lintasan F1 di tahun berikutnya dengan Vettel sebagai satu-satunya rival. Namun, berkaca pada F1 2017 dan F1 2018, Hamilton meraih gelar juara dengan margin poin yang cukup jauh dari Vettel. Di F1 2017, Hamilton menjadi juara setelah mendulang 363 poin, sementara Vettel yang mengekor di belakangnya hanya 317 poin.

Di tahun 2018, perbedaan angkanya makin jauh. Hamilton juara dengan jumlah 408 poin, sementara Vettel cuma 320 poin di posisi runner up.

Melihat fakta ini, rasanya bukan hal yang berlebihan jika memprediksi Hamilton bakal meraih gelar juaranya yang keenam, dan tinggal satu langkah lagi dari Schumacher.

 

4. Naomi Osaka Di-bully Usai Kalahkan Serena Williams

Publik tenis dunia dibuat terkejut dan kecewa bukan kepalang setelah mega bintang tenis putri dunia Serena Williams secara tak terduga tumbang di babak final Amerika Serikat Terbuka 2018.

Yang menarik, Serena dikalahkan oleh seorang petenis muda blasteran Jepang-Haiti berusia 20 tahun bernama Naomi Osaka. Skornya pun cukup telak: 6-2 dan 6-4.

Di samping karena Osaka bermain apik dan layak menjadi juara, kekalahan Serena kala itu juga dipicu oleh perselisihannya dengan wasit pertandingan Carlos Ramos. Oleh Ramos, Serena diberikan penalty sebanyak tiga kali, dua di antaranya membuat Serena kehilangan poin karena membanting raketnya dan menyebut Ramos sebagai ‘maling’.

Drama yang sesungguhnya terjadi saat seremoni penyerahan trofi juara. Para pendukung Serena, yang juga kecewa berat dengan keputusan wasit, melampiaskan amarah mereka kepada Osaka. Mereka meneriaki dan mencemooh Osaka.

Karuan saja Osaka, yang harusnya menangis bahagia karena berhasil mendapatkan title Grand Slam perdananya usai menundukkan idolanya sendiri, syok berat. Air mata kekecewaan mengalir dari matanya.

Beruntung, Serena punya jiwa besar sebagai seorang atlet besar. Ia merangkul Osaka, memberinya selamat, dan meminta para pendukungnya untuk berhenti mencemooh Osaka.

 

5. Rikako Ikee Jadi MVP Asian Games 2018

Membicarakan event internasional di tahun ini tentunya tidak akan lengkap tanpa membahas Asian Games 2018. Perenang Jepang Rikako Ikee sukses menjadi momok paling bersinar di multi event empat tahunan yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang tersebut.

Jepang mungkin tidak menjadi juara umum di cabang renang, namun Rikako berhasil mengangkat harga diri negaranya dengan menjadi pengumpul medali emas terbanyak. Ia mengoleksi enam medali emas dan dua medali perak.

Keenam medali itu disabet Rikako dari nomor 50 meter gaya bebas, 100 meter gaya bebas, 50 meter gaya kupu-kupu, 100 meter gaya kupu-kupu, estafet 4×100 meter gaya bebas, dan estafet 4×100 meter gaya ganti atau medley.

Sementara, dua medali perak diraih dari estafet 4×200 meter gaya bebas, dan estafet 4×100 gaya ganti campuran atau mixed medley.

Pencapaian ini membuat Rikako yang baru berusia 18 tahun dinobatkan sebagai The Most Valuable Player. Tak cuma itu, ia juga menjadi atlet wanita pertama di sepanjang sejarah Asian Games yang mendapatkan penghargaan tersebut.

6. Ganda Putri Jepang Kuasai Bulu Tangkis Dunia

Ganda putri Jepang secara tidak terduga menjadi kekuatan yang hampir tidak bisa dibendung di sepanjang turnamen bulu tangkis internasional di tahun 2018. Pasukan ganda putri Negeri Matahari Terbit betul-betul membuat para pasangan dari negara lain, bahkan Tiongkok dan Indonesia, hampir tidak berdaya.

Secara garis besar, ada empat pasangan ganda putri yang betul-betul dominan sepanjang tahun, yakni Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, dan Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata.

Secara bergantian, mereka meraih gelar juara di rentetan BWF World Tour 2018 mulai dari level super 100 sampai super 1.000.

Fukushima/Hirota, yang pada tahun 2017 lalu dinobatkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sebagai pasangan yang paling berkembang, membuktikan predikat tersebut di tahun ini. Enam gelar sukses mereka sabet. Misaki/Ayaka, yang merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, menyusul dengan lima gelar juara.

Performa yang paling tidak disangka datang dari Mayu/Wakana. Mulai menarik perhatian publik setelah menjadi runner up di Indonesia Terbuka 2018, karir mereka langsung menanjak. Tak tanggung-tanggung, gelar juara dunia 2018 berhasil mereka sabet. Mereka mengoleksi total tiga gelar juara. Pasangan terakhir, yakni Ayako/Yukiko mungkin menjadi pasangan yang paling tidak populer disbanding tiga seniornya di atas. Namun, mereka adalah pasangan ganda putri yang meraih gelar terbanyak di tahun ini dengan tujuh gelar juara.

Pencapaian positif sektor putri bulu tangkis Jepang tidak berhenti di situ saja. Mereka juga memenangkan tiga event beregu besar di tahun ini, yakni Kejuaraan Asia Beregu 2018, Piala Uber 2018, dan Asian Games 2018.

Editor : Banu Adikara

Reporter : (kar/JPC)


Close Ads