JawaPos.com – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) beranggapan stabilitas makroekonomi selama kuartal ketiga tahun ini masih cukup baik. Menkeu Sri Mulyani Indrawati yang juga ketua KSSK mengatakan bahwa persepsi pelaku pasar masih cukup positif.
Meski demikian, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menuturkan bahwa KSSK tetap mewaspadai beberapa potensi risiko, baik eksternal maupun domestik. Dari sisi eksternal, KSSK mencermati dampak kebijakan moneter AS dan normalisasi neraca bank sentral AS.
Juga keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memangkas kucuran dana program quantitative easing serta dinamika geopolitik di Semenanjung Korea terhadap nilai tukar rupiah dan aliran dana asing.
Sementara itu, dari faktor domestik, KSSK mencermati berkembangnya sentimen negatif mengenai penurunan daya beli, potensi kenaikan inflasi volatile food, serta antisipasi menghangatnya kondisi perpolitikan pada 2018–2019.
”Namun, KSSK akan tetap berkoordinasi dalam memantau dan mengantisipasi potensi tekanan terhadap stabilitas sistem keuangan,” kata Sri Mulyani seusai rapat KSSK di Jakarta kemarin.
Sri Mulyani mengatakan, dalam rapat tersebut KSSK juga mengevaluasi simulasi pencegahan dan penanganan krisis yang diadakan secara rutin sejak 2012. Untuk 2017, simulasi telah dilaksanakan pada 2 Oktober di Lembaga Penjamin Simpanan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan, terkait dengan hasil evaluasi tersebut, ada satu bank yang keluar dari daftar bank berdampak sistemik. Sebab, bank yang bersangkutan telah melakukan hapus buku dalam jumlah besar sehingga risikonya pun menurun.
Namun, Wimboh enggan menyebut nama bank tersebut. Dengan keluarnya salah satu bank itu, yang masuk kategori sistemik menjadi sebelas bank saja. ”Satu bank keluar dari risiko sistemik. Ini ada faktor karena size bank itu memang menurun,” paparnya. (*)