JawaPos.com – Bangga memakai kain daerah dengan nilai budaya yang berbeda-beda. Semangat itulah yang diusung dalam momentum Indonesia Fashion Week (IFW) 2019 dengan tema Cultural Values. Dengan demikian, kain daerah bukan hanya dipakai dalam momen-momen formal, tetapi harus menjadi bagian dari gaya hidup.
Ajakan itu terutama disuarakan kepada para milenial yang juga dipengaruhi budaya asing. Milenial diajak untuk bangga mengenakan kain tradisional bukan hanya dalam momen formal seperti menghadiri acara pernikahan atau pesta formal lainnya, tetapi bisa dikenakan dalam kehidupan sehari-hari atau (Daily Wear dan Ready To Wear).
Salah satunya adalah kain khas Kalimantan, yakni Sasirangan. Kain cantik itu dikreasikan dengan indah dalam pagelaran IFW 2019. Kain tersebut dipamerkan di booth Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Dalam ajang seperti IFW ini kami mendorong para perancang busana muda untuk berkreasi salah satunya menjadikan kain cantik Sasirangan ini dengan gaya busana yang kekinian. Sehingga menarik bagi milenial,” kata Direktur Sejarah Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Triana Wulandari, Rabu (27/3).
Menurutnya, kain Sasirangan jika dirancang dengan gaya busana sesuai selera milenial pasti bisa dikenakan untuk Daily Wear. Dengan demikian, gaya busana sehari-hari bisa dikawinkan dengan tradisi maupun estetika.
“Ke manapun pasti milenial mau pakai. Tak hanya estetikanya saja. Motif kreasi baru tanpa meninggalkan tradisi. Dulu kain daerah hanya punya Eyang-ku, tapi sekarang itu jadi kebanggaan. Jadi diplomasi budaya,” ujarnya.
Kain Sasirangan merupakan salah satu contoh dari berbagai kain tradisional lainnya dari rangkaian pengelolaan Warisan Budaya Takbenda yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurutnya, kain bukanlah semata-mata benda yang memiliki fungsi dan estetika, lebih dari itu kain tradisional adalah sebuah jati diri.
“Mulai dari pemilihan bahan, pewarna, cara pembuatan, motif dan cara penggunaan memiliki makna tersendiri. Sehingga kalau ada orang asing tanya, kita bisa menjelaskan dengan bangga tentang sejarah kain kita,” ungkapnya.
Kain tradisional merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diwariskan turun-temurun. Kain juga menjadi media penyalur pengetahuan, budaya, dan seni lintas generasi. Oleh karena itu kain dan produk kebudayaan lain membutuhkan pelindungan dan juga inovasi untuk membuatnya dapat bersaing tanpa menghilangkan nilai budayanya.
Dunia fashion tidak terlepas dengan gaya berbusana atau berpakaian yang erat kaitannya dengan kain yang dikenakan. Sebagai negara yang kaya di bidang budaya, kita memiliki beragam jenis kain tradisional atau yang dikenal dengan Wastra Nusantara. Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
“Melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, kami mendukung kegiatan Indonesia Fashion Week sebagai tindak lanjut Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang merupakan salah satu program unggulan Direktorat Jenderal Kebudayaan sejak tahun 2013,” tutup Muhadjir.