Sebelum Anda mulai membangun atau merenovasi rumah, ada satu hal yang seharusnya dipikirkan. Bukan konsep atau bujet, melainkan jenis rumah. Rumah pasif atau aktif. Apa bedanya?
—
RUMAH Aris di kawasan Sidoarjo terletak di pinggir jalan yang cukup ramai. Desainnya unik. Bagian atapnya seperti kain yang digelar. Kata Gayuh Budi Utomo, arsitek yang mengonsep ulang rumah tersebut, atap itu terbuat dari tanah liat yang difermentasi secara kimiawi. Bentuknya seperti lembaran setebal sekitar 2 mm sehingga sangat lentur.
’’Abah Aris kan sudah haji. Jadi, atapnya seperti sarung yang berkibar,’’ katanya, lantas tertawa. Apa pun alasannya, yang jelas atap itu berhasil membikin setiap orang yang lewat menengok. Beralih sedikit ke dalam, ternyata ada butik dan workshop rias manten tradisional yang ditekuni istri Aris. Workshop tersebut terhubung dengan area privat rumah yang menjadi tempat tinggal keluarga.
Bagian paling menarik dari rumah itu berada di belakang. Ada area bermain yang cukup luas. Dilengkapi berbagai jenis wahana kecil. Kereta, komidi putar, dan mandi bola. Tempat tersebut menjadi taman hiburan mini bagi anak-anak di sekitar. ’’Di sini belum ada hiburan semacam ini. Jadi, saya coba buat. Untuk anak yatim piatu, gratis,’’ ujar Aris.
BANGET: Workshop rias dan ruang privat dihubungkan dengan pintu. Dengan demikian, privasi anggota keluarga tidak terganggu. (Allex Qomarulla/Jawa Pos)
Rumah Aris itu menjadi contoh rumah aktif. Gayuh menjelaskan bahwa rumah aktif merupakan rumah yang di dalamnya meliputi berbagai macam kegiatan. Selain tempat tinggal, rumah menjadi tempat bisnis. Nah, rumah pasif adalah hunian yang difokuskan untuk tempat beristirahat saja. ’’Tempat kita pulang, tidak ada kegiatan bisnis sama sekali,’’ jelas Gayuh.
Di dalam rumah aktif, ada area khusus untuk kegiatan komersial. Di rumah Aris, space tersebut berupa workshop tempat rias manten dan playground anak-anak. Layout ruangan itu bisa menyesuaikan flow di dalam rumah tersebut. Maksudnya, bagaimana orang berjalan masuk dari luar ke dalam rumah.
Gayuh sengaja menempatkan butik dan workshop rias di bagian depan. Dengan begitu, pelanggan bisa langsung masuk butik tanpa harus masuk rumah. ’’Sebenarnya tidak harus di depan. Ada yang di belakang, jadi pelanggan diajak bertamu dulu,’’ ungkapnya. Namun, lebih repot kalau tempat bisnis berada di belakang karena area privat harus dibuat lebih tertutup.
playground. Ada Minions, Spider-Man, hingga Barbie. Semua karakter favorit anak Aris. Yang unik, lukisan itu disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Ada lukisan Minions yang berpose dengan latar
monumen Jayandaru. Frame lukisan itu juga dibuat seolah-olah seperti ukiran kayu. (Allex Qomarulla/Jawa Pos)
Area playground memang diletakkan di belakang. Sebab, space luas yang tersisa hanya ada di bagian belakang. Agar tidak mengganggu area privat, ada jalur masuk khusus di bagian samping rumah. Terlebih, yang datang ke area tersebut adalah anak-anak. ’’Yang mau main bisa langsung ke belakang,’’ tutur alumnus UPN Veteran Jatim tersebut.
Strategisnya letak rumah itu makin mendukung kegiatan bisnis. Tinggal bagaimana caranya membuatnya mendapat perhatian lebih. Nah, salah satu caranya adalah menciptakan atap bergelombang yang unik tadi. Secara keseluruhan, Gayuh memilih desain modern tradisional yang menjadi ciri khas arsitektur buatannya. Misalnya, mengaplikasikan tegel kunci dan kursi kayu ukir pada bagian teras dan beberapa spot dinding.
’’Ini merupakan suatu upaya mempertahankan warisan Indonesia. Masyarakat Indonesia boleh modern, tapi boleh juga tidak tinggalkan ornamen lama. Gabungkan sehingga menjadi makna baru yang diterima pada masa depan,’’ tandasnya.
Home’s Fact
Luas bangunan: 300 m2
Luas tanah: 360 m2
Lokasi: Sidoarjo
Tip Rumah Aktif
• Jika rumah berlokasi di tepi jalan besar, sebaiknya space bisnis diletakkan di depan agar orang lain tahu bahwa ada kegiatan bisnis di rumah itu.
• Bedakan arsitektur dengan lingkungan sekitar agar menarik perhatian dan bikin penasaran. Misalnya, rumah Aris dengan atap bergelombangnya. Bisa juga dengan pemilihan lampu, cat, dan lain-lain.
• Pisahkan akses pintu masuk. Mana yang untuk pelanggan dan mana yang untuk area privat. Biasanya, rumah aktif memiliki pintu akses area privat yang tersembunyi. Yang utama justru pintu area bisnis.
• Usahakan ada area parkir. Terlebih jika rumah berlokasi di jalan besar. Kondisi itu mempermudah pelanggan dan tidak mengganggu pengguna jalan.
• Pastikan keperluan gudang untuk kebutuhan bisnis. Jika memang perlu, siapkan dari awal sebelum membangun atau merenovasi. Ukurannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
• Pisahkan listrik. Dengan begitu, Anda bisa menghitung kebutuhan listrik rumah tangga dan bisnis.