Petani di Sragen Enggan Jual Beras ke Bulog, Ini Penyebabnya

24 September 2018, 20:40:25 WIB

JawaPos.com – Petani di Kabupaten Sragen diketahui tidak mau menjual hasil panennya ke Bulog. Salah satu penyebabnya lantaran harga beli bulog jauh lebih rendah daripada harga di pasaran. Sebaliknya, para petani lebih memilih menjual hasil panennya kepada para tengkulak yang siap membeli saat musim panen tiba.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sragen Suratno mengatakan, harga pembelian pemerintah (HPP) dari Bulog sangat rendah yakni sekitar Rp 4070 per kilogram gabah. Sedangkan harga yang ada di pasaran mencapai Rp 4800 per kilogram. Karena selisih harga yang cukup jauh itulah, petani enggan menjual berasnya kepada pemerintah dalam hal ini Bulog.

“Kalau di tengkulak itu harganya sesuai dengan pasaran, tapi kalau Bulog itu sesuai dengan Inpres nomor 5 tahun 2013. Dan harga ini tidak mengalami kenaikan,” ucapnya kepada JawaPos.com, Senin (24/9).

Selama ini, kata Suratno, banyak tengkulak yang sudah berlangganan untuk membeli gabah dari para petani. Mereka tidak hanya dari Kabupaten Sragen saja, tetapi justru banyak yang dari luar Sragen. Seperti dari Purwodadi, Demak, Jawa Timur dan juga daerah lainnya.

“Para tengkulak itu sudah tahu musim panennya, jadi mereka datang langsung membawa uang dan truk untuk mengangkut gabah petani,” katanya.

Suratno menambahkan, sebenarnya petani bisa saja menjual gabah ke Bulog dengan catatan HPP dinaikkan. Sehingga, petani bisa menikmati hasil panennya. Sedangkan, jika pemerintah tetap enggan menaikkan HPP maka para petani tetap tidak akan mau menjual gabahnya ke Bulog.

“Kalau usul saya, HPP itu diperbaharui setiap musim tanam tiba. Jadi harganya bisa menyesuaikan,” tandasnya.

Editor : Sari Hardiyanto

Reporter : (apl/JPC)


Close Ads