JawaPos.com – Korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kini masih tinggal di tenda pengungsian bukan hanya kekurangan dalam segi materi, makanan, ataupun hunian. Mereka memiliki kebutuhan lainnya.
Khususnya, para pengungsi perempuan, baik remaja hingga dewasa yang tentunya mengalami siklus menstruasi setiap bulan. Namun, keterbatasan yang terjadi saat ini membuat mereka kesulitan, bahkan untuk memperoleh pembalut.
Tak jarang mereka harus membuang rasa malu untuk meminta kepada para relawan yang jumlahnya cukup banyak di lokasi. Sebab, selain karena perbedaan gender, perempuan-perempuan juga tidak enak hati jika harus selalu meminta.
“Mereka itu malu-malu. Relawan kan banyaknya laki-laki, tiba-tiba ada ibu yang bilang, ‘Mbak, sebetulnya kami nggak punya pembalut'” kata Vice President Philanthropy Network Department Aksi Cepat Tanggap (ACT) Rini Maryani saat ditemui JawaPos.com di kawasan Jakarta Selatan, Senin (24/9).
Oleh karena itu, sebagai lembaga kemanusiaan yang terjun langsung menangani korban di Lombok, ACT membuat kampanye khusus terkait kebutuhan perempuan terutama pembalut. Pasalnya, detail kebutuhan tersebut tak kalah penting untuk diperhatikan.
“Jadi, kalau kita menyebutnya ini ironi di tenda pengungsian. Mereka punya kebutuhan khusus, tapi merasa malu lebih karena tidak enak, banyak minta secara khusus,” tuturnya.
Rini menyebut para perempuan dan anak-anak sebagai kaum rentan lantaran kebutuhannya lebih dari laki-laki. Dalam kondisi seperti sekarang, masa menstruasi yang datang dinilai dapat memicu hormonal yang luar biasa.
“Itu kenapa kalau trauma lebih sangat kelihatannya di anak-anak dan wanita. Nah, tadi kasus sederhana saja, mereka ketika haid di tenda pengungsian dengan segala kekurangan, minta pembalut kan malu. Jadi, mereka kemudian diam-diam,” terang dia.
Pihaknya pun membuka pintu lebar bagi masyarakat Indonesia yang ingin membantu, dengan cara berdonasi ataupun yang lainnya.
“Ini kami sampaikan, ini kebutuhan dasar lho, dan jumlah wanita di sana banyak. Inilah kenapa kami ada kampanye khusus tentang pembalut wanita, ada hal khusus yang harus kita perhatikan,” pungkasnya.