Densus 88 Persempit Ruang Gerak 2 Terduga Teroris yang Melarikan Diri

1 November 2017, 08:30:03 WIB

JawaPos.com –Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror terus menelusuri jalur pelarian dua terduga teroris yang lolos dari percidukan. Hasil identifikasi mengarah kepada nama Munandar dan Iqbal. Nama pertama diduga kuat sebagai pelaku yang mendalangi penembakan polisi di Kota Bima, September lalu.

Wakapolda NTB Kombes Pol Tajuddin mengatakan, sejumlah titik di wilayah Bima telah dijaga ketat polisi. Ini untuk mempersempit ruang gerak dua terduga teroris yang melarikan diri.

”Tempat persembunyian masih kita dalami. Tapi dugaan kita, mereka lari tidak jauh dari lokasi kontak senjata,” kata Tajuddin sebagaimana dilansir Lombok Post (Jawa Pos Group), Rabu (1/11).

Terkait dua terduga teroris, yakni RFJ (23) dan AM (43), yang tewas dalam kontak senjata, Senin (30/10), tim dokter RS Bhayangkara Mataram telah melakukan autopsi. Jenazah tiba di Mataram, sekitar pukul 04.00 WITA.

Tajuddin mengatakan, dirinya telah melihat jenazah terduga teroris dengan inisial RFJ 23 tahun dan AM 43 tahun. ”Ada luka di bagian perut, luka tembak. Tapi masih proses (autopsi),” ujarnya.

Untuk autopsi ini, Polda NTB tidak akan melibatkan tim forensik dari Bali. Proses pemeriksaan kedua jenazah terduga teroris cukup dilakukan tim medis dari RS Bhayangkara Mataram. ”Cukup dari sini saja,” kata dia.

Ditambahkannya, pihak keluarga kedua terduga teroris telah bertemu dengan Kapolres Bima Kota. Pertemuan itu terkait permintaan keluarga yang meminta jenazah agar tidak diautopsi. Mereka juga meminta agar jenazah RJF dan AM segera dipulangkan, agar proses pemakaman bisa dilakukan.

Mengenai hal itu, Wakapolda mengatakan siap mengakomodasi permintaan keluarga. ”Kita siap membantu sepenuhnya. Nanti akan dikoordinasikan lagi setelah pihak keluarga datang,” jelasnya.

Lebih lanjut, salah satu di antara dua terduga teroris yang kabur, yakni MU, diduga kuat sebagai pimpinan kelompok ini. Pelaku, menurut pihak kepolisian, juga mendalangi penembakan dua personel Polres Kota Bima, 11 September 2017.

Dugaan ini berdasarkan sejumlah penyelidikan yang telah dilakukan kepolisian. Antara lain, mencocokkan hasil amunisi yang ditemukan di lokasi kontak senjata dengan sisa peluru yang bersarang di tubuh Bripka Gofur dan Bripka Jainal. Dua polisi yang menjadi korban penembakan.

”Apakah itu berdasarkan identifikas senjata rakitan yang ditemukan atau sisa peluru, itu teknis penyidikan. Tapi kita yakin, berdasarkan bukti-bukti, mereka pelakunya,” beber Tajuddin.

Sebelumnya, dalam kontak senjata di kawasan pegunungan Oi Sarume, Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, tim Densus 88 menewaskan dua terduga teroris.

Dalam aksi represif itu, tim juga menemukan sejumlah barang bukti, antara lain dua pucuk senjata api rakitan, 29 butir peluru aktif, dan satu pisau.

Terdapat pula beberapa tas ransel di sekitar TKP. Tas ini berisi beragam perabot dapur seperti panci, wajan, sendok, piring, hingga gelas alumunium. Ada juga lima jeriken dan dua botol sebagai wadah menampung air.

Tim densus juga menemukan perbekalan makanan berupa beras, minyak goreng, susu kental manis, ikan teri, hingga teh kemasan. Sejumlah barang itu diduga kuat sebagai bahan survival empat orang terduga teroris ini dalam masa pelarian mereka.

Editor : Fersita Felicia Facette

Reporter : (nas/jpg/ce1/JPC)


Close Ads