Jleb! Leher Mahasiswi Cantik Ditikam hingga Tewas, Pelakunya Ditembak

1 November 2017, 16:30:45 WIB

JawaPos.com – Kasus pembunuhan yang menewaskan Deby Auliani akhirnya terkuak. Pelakunya adalah Topan (22) alias Aco. Dia yang harus bertanggung jawab atas meninggalnya mahasiswi cantik itu.

Polda Kaltim bersama Polsekta Samarinda Utara, serta dibantu Polsek Loa Kulu, Kukar berhasil membekuk pelaku di kawasan Jembayan, Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (31/10) kemarin. Saat ditangkap, Topan berusaha berlindung di pelukan sang istrinya.

Ketika itu rumah kayu tanpa warna sudah dikepung polisi berpakaian sipil. Tak mudah mencari keberadaan pria berstatus residivis itu. Topan tentu sudah tahu bakal dicari petugas karena ulahnya menghabisi nyawa Deby dan membuat Yusuari terbaring koma di ICU RSUD AW Sjahranie, Samarinda.

Sebelum pelarian ke rumah orang tuanya di Jembayan, Topan sempat bersembunyi di Jalan Jelawat, Gang 9, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir. Tak ingin keberadaannya terbaca petugas, pelaku berpindah-pindah. “Mulai penginapan, rumah rekan, hingga terakhir di kediaman orang tuanya (mertua)” ungkap Kapolsekta Samarinda Utara Kompol Ervin Suryatna saat ditemui tadi malam, dikutip dari Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Tak mudah bagi polisi membekuk Topan. Meski tubuhnya kecil, tingkahnya lincah bagai kancil. Bak penangkapan teroris, rumah kayu orang tua Topan dikepung polisi menjelang petang. Tembakan ke udara menjadi peringatan. Di ruangan 3×3 meter persegi, pelaku berusaha menutup diri dengan selimut. “Mana suami kamu?” tanya petugas yang sudah masuk ke dalam rumah.

Nurdiah, istri pelaku, berusaha menenangkan petugas. Tak lagi bisa melawan, residivis kasus kepemilikan senjata tajam pada 2015 di Polsekta Samarinda Ulu itu menyerah. Nurdiah pun menangis sejadinya. Tak rela melihat suaminya diringkus, istri pelaku ikut ketika dibawa ke Samarinda.

Tak ingin kembali merasakan dinginnya lantai penjara, perjalanan yang semula santai berubah dramatis. Akibatnya, timah panas polisi bersarang di kedua kaki pelaku. “Dia berusaha melawan dan melukai petugas. Tentunya kami sesuai SOP penggunaan senjata,” tegas Ervin.

Niatnya ke penjara malah membuat Topan berjuang melawan hidup di pembaringan rumah sakit pelat merah. Hingga pukul 21.00 WITA, Topan terpaksa diinapkan di IGD RSUD AW Sjahranie untuk menjalani perawatan khusus.

Seperti diketahui, Sabtu (28/10), di Jalan Gerilya, Gang Kombeng, Kelurahan Mugirejo, Sungai Pinang, Samarinda, Topan disergap karena gerak-geriknya mencurigakan. Sejumlah bogem mentah warga sempat mendarat di tubuhnya. Keributan di luar membangunkan Deby, perempuan 23 tahun itu bersama DH, anggota keluarga Deby, mendatangi sumber keramaian.

“Kami keluar begitu mendengar teriakan,” tutur DH, remaja yang serumah dengan Deby saat kejadian. Nama anak tersebut diinisialkan untuk keamanannya.

Berdiri di mulut gang selebar 3 meter. Dari jauh mereka melihat Topan jadi bulan-bulanan warga. Tiba-tiba saja lelaki yang sudah dibekuk itu berhasil melepaskan diri. Topan dengan cepat mengambil langkah seribu. Celakanya, pelarian Topan mengarah ke Deby. Mahasiswi Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda, itu sadar Topan adalah pelaku pencurian yang sempat diamuk massa. Ibu satu anak itu mencengkeram pakaian yang menghambat gerakan lelaki itu.

Nahas, dengan cepat, Topan mengeluarkan badik yang disimpan di pinggang belakang. Benda tajam itu dihunuskan ke leher kiri Deby. Satu gerakannya membuat darah bercucuran tepat di tepi jalan. Tubuh perempuan berwajah jelita itu tumbang. Tergeletak tanpa daya. Di pangkuan ibunya, Deby meregang nyawa.

Warga yang tadinya mengejar pelaku beralih menolong Deby. Lelaki tadi akhirnya hilang dalam kegelapan. Saat melarikan diri, Topan meninggalkan kendaraannya yakni Honda Beat KT 2947 QA.

Dua Korban

Tak sampai sejam, aksi pelarian Topan rupanya menambah korban. Yusuari yang ditemui di Jalan Gerilya. Di sana, Topan berhadapan dengan pria yang kesehariannya sebagai pedagang sayur keliling. “Ya, memang saya yang tikam,” ucap Topan meringis kesakitan. Aksi itu diakui Topan lantaran dirinya sudah gelap mata. Gagal beraksi mencuri, tepergok warga saat beraksi, hingga merenggut nyawa Deby.

Malam itu, nyaris dua nyawa melayang sekaligus. Topan memang tak bisa lagi mengelak. Dengan tangan terborgol di tempat tidur IGD, semua yang ditanyakan petugas kepadanya dibenarkan. “Saya kira dia (Yusuari) mau tabrak saya,” ujarnya terus meringis.

Menghunuskan badik sepanjang 25 cm di dada kiri korban membuat Yusuari masih terbaring koma. Di ruang ICU RSUD AW Sjahranie, korban menjalani perawatan tertutup. Hanya petugas rumah sakit, keluarga dan polisi yang bisa menemuinya. Sejauh ini, barang bukti yang disita petugas yakni motor, sarung badik dan baju Deby yang terakhir dikenakannya sebelum pergi menghadap Yang Kuasa.

Editor : Fersita Felicia Facette

Reporter : (fab/jpg/ce1/JPC)


Close Ads