JawaPos.com – Tanah longsor menjadi bencana yang paling sering terjadi di wilayah Jawa Barat. Terbaru, tanah longsor terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu (31/12), jelang pergantian tahun.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, mencatat selama 2018 telah terjadi 1.560-an bencana di wilayahnya. Sebanyak 544 diantaranya merupakan bencana tanah longsor.
“Memang bencana longsor di Jawa Barat ini termasuk bencana yang paling banyak. Dari 1.560-an bencana, 550-an adalah tanah longsor,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Sukabumi, Rabu (2/1).

Orang nomor satu di Jawa Barat ini menyebut, 2018 menjadi refleksi agar hidup lebih bijaksana dan arif dengan alam. “Memang saya renungkan, 2018 adalah tahun dengan bencana paling banyak luar biasa. Jadi, refleksi kita juga agar hidup lebih bijaksana dan lebih arif,” ujar Kang Emil sapaan akrabnya.
Menurut Kang Emil bahwa 60 persen kebencanaan hidrologis terjadi di Jawa Barat. Dengan karakter alam Jawa Barat maka perlu dilakukan mitigasi bencana, sehingga bisa mengurangi risiko kebencanaan.
“60 persen kebencanaan hidrologis itu terjadinya di Jawa Barat. Ada atau nggak ada manusia karakter alamnya memang begitu. Ada manusia menambahi risikonya. Jadi, saya kira kita atur,” tutur Emil.
Pemprov Jawa Barat kini sedang menyiapkan master plan atau blue print ketangguhan hidup dengan bencana. Nantinya akan ada edukasi untuk masyarakat tentang kebencanaan.
Bahkan, lanjutnya di Karawang sudah mulai ada sekolah dengan kurikulum soal tanggap terhadap bencana. Juga dalam penyampaiannya tidak harus dilakukan secara formal, namun juga bisa sambil diformalkan melalui dokumen yang siapkan di 2019.
Berdasarkan data BPBD Jawa Barat dari 1.560 bencana 544 tanah longsor, 434 kebakaran hunian, 286 angin puting beliung, 149 banjir, 141 kebakaran hutan, dan 2 gempa bumi. Dari total 75.706 jiwa terdampak 50 orang meninggal dunia akibat bencana di 2018.