Pastikan Stok Daging di Makassar Jelang Lebaran, KPPU Sidak RPH

2 Januari 2019, 20:28:44 WIB

JawaPos.com – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Makassar, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang terletak di Jalan Antang Raya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Minggu (3/6) dini hari.

Kepala KPPU Aru Armando mengungkapkan, sidak dilakukan untuk memastikan dan mengecek ketersediaan pasokan atau suplay daging sapi di pasar khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel). Baik dari sisi kuantitas, dan kualitas daging terutama dari segi harga jelang Idul Fitri.

“Kita pantau dan cek langsung apakah ada kendala atau tidak. Khususya dari harganya. Misalnya, jangan sampai ada kekurangan pasokan karena dekat lebaran. Kita juga melihat dari trend pergerakan harga apakah ada kenaikan atau tidak,” jelas Aru usai sidak.

Pastikan Stok Daging di Makassar Jelang Lebaran, KPPU Sidak RPH
Kepala KPPU Aru Armando (tengah) di sela-sela sidak ke RPH Antang, kota Makassar, Minggu (3/6) dini hari. (Syahrul Ramadan/JawaPos.com)

Hasilnya kata Aru, harga daging sapi memasuki pekan ketiga Ramadan masih terbilang stabil. Ditingkat RPH, daging sapi perkilogramnya masih berkisar Rp 90 ribu hingga Rp 95 ribu. Sementara, pada tingkat pendistribusian ke konsumen khususnya pada level pasar, harganya mencapai Rp 100 ribu perkilonya.

“Hampir semua kabupaten di Sulsel, harganya masih stabil untuk saat ini. Jadi memang belum ada kenaikan yang sama sekali signifikan dari pantauan dan peninjauan kita langsung di lapangan,” ujarnya.

Belum terlihatnya peningkatan harga hingga saat ini disebutkan Aru, karena permintaan konsumen yang masih dalam konteks standar. Namun, tidak menutup kemungkinan, harga ini diprediksi naik apabila telah memasuki H-3 lebaran.

“Waktu-waktu itu bisa jadi adalah puncak-puncaknya. Karena data kita dari tahun-tahun lalu juga seperti itu. Tingginya permintaan konsumen nanti masuk di hari-hari itu,” ucapnya.

Berdasarkan data pada tahun-tahun sebelumnya lanjut Aru, kenaikan harga ditaksir masih sama. Yakni berkisar antara Rp 110 hingga Rp 120 ribu perkilonya. Diluar itu, pihaknya tak terlalu khawatir dengan ulah spekulan yang mencoba memanfaatkan harga pada waktu-waktu puncak tingginya permintaan jelang lebaran. Mengingat data dari 24 pelaku usaha yang ada di RPH Antang ini, telah di kantongi.

“Artinya akan sulit, kalau misalnya ada yang mau permainkan harga. Karena misalnya kalau harga di satu lokasi di tempat ini naik, maka otomatis konsumen juga akan beralih ke lokasi lain dan itu akan gampang bagi kami untuk deteksinya,” terangnya.

Direktur Operasional RPH Antang, Muhammad Lutfi Nugraha menambahkan, perbedaan mendasar yang dirasakan tahun ini dengan tahun sebelumnya, untuk sementara hanya pada tataran persediaan. Jika ditahun sebelumnya tepat di momen-momen pekan ketiga puasa, kurang dari 10 persen atau sekitar 50 hingga 60 ekor permintaan potongan perhari, ditahun ini mencapai 15 persen atau 70 hingga 80 ekor perhari.

“Selain itu kami tetap stabil. Apalagi harga karena sulit untuk memainkan harga disini, karena biasanya distributor yang langsung datang kesini. Dia juga yang menentukan harga yang jelas tidak lewat dari stabilitas yang masih kita jaga,” tambahnya.

Sementara jenis sapi sendiri, untuk RPH Antang ini sambung Lutfi kebanyakan berasal dari kabupaten Bone Sulsel, sedangkan di luar provinsi sapi biasanya didatangkan dari Nusa Tenggara Timur.

Editor : Budi Warsito

Reporter : (rul/JPC)


Close Ads