1 April, Pegawai di Makassar Wajib Berpakaian Adat

28 Maret 2019, 18:15:41 WIB

JawaPos.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menerapkan aturan baru. Pada 1 April, seluruh pegawai di Kota Makassar diminta mengenakan pakaian adat. Hal itu dalam rangka memeriahkan Hari Kebudayaan dan Bulan Budaya Kota Makassar yang diperingati mulai tahun ini.

“Melalui ini, kami ingin memperlihatkan bagaimana menerapkan dalam sistem edukasi. Pengenalan budaya yang lebih menarik,” kata Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Kamis (28/3).

Aturan mengenakan pakaian adat tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Makassar tertanggal 18 Maret 2019. Surat dilayangkan kepada kepala satuan kerja perangkat daerah dan camat se-Makassar. Selain pegawai pemerintahan, permintaan menggunakan pakaian juga disampaikan kepada pimpinan BUMN dan BUMD, perbankan, usaha swasta, hotel restoran, kepala sekolah, serta pengelola pusat perbelanjaan.

Penetapan Hari Budaya dan Bulan Kebudayaan Makassar pada 1 April digagas Dinas Kebudayaan Kota Makassar sejak awal 2019. Pemilihan waktu berdasarkan pertimbangan sejarawan, budayawan, seniman, dan tokoh masyarakat.

Meski bertajuk Hari Kebudayaan dan Bulan Budaya Kota Makassar, pegawai dan siswa dibebaskan untuk mengenakan pakaian adat daerah lain di Nusantara. Dalam balutan busana tradisional, masing-masing diharapkan berfoto selfie lalu membagikannya ke media sosial.

Konten pakaian adat dianggap dapat memeriahkan Hari Kebudayaan di media sosial. Serta menginspirasi banyak orang untuk mengenali lebih dekat kebudayaannya.

“Kami berharap kepada semua pihak dapat menyebarluaskan informasi tentang perayaan Hari dan Bulan Kebudayaan Makassar secara sederhana. Mulai dari lingkungan kerja, tempat tinggal, dan sekitarnya di seluruh wilayah kota,” harap Ramdhan.

Dalam edarannya, Ramdhan juga meminta seluruh area pelayanan publik dan konsumen memeriahkan Bulan Budaya dengan memutar lagu-lagu dan musik tradisional sebagai suara latar. Nuansa seperti itu diharapkan mulai diterapkan pada 1-27 April.

Kepada pemilik usaha perhotelah dan restoran, Ramdhan berharap lebih banyak menyediakan makanan dan kue tradisional. Hari Budaya menjadi semangat kebangkitan serta penanaman nilai-nilai budaya pada kehidupan masyarakat Makassar sehari-hari.

Sebab sejak dulu, masyarakat Makassar dikenal dengan spirit tradisional. Misalnya sombere yang berarti ramah, dan to barani atau pemberani. “Kalau kami lihat konsepnya, hari spesial itu memberikan pelajaran bahwa kebudayaan begitu penting. Tanpa kebudayaan, kami ibarat padang pasir yang tanpa tanaman. Tidak punya identitas,” tukasnya.

Editor : Sofyan Cahyono

Reporter : Sahrul Ramadan

Copy Editor : Fersita Felicia Facette


Close Ads