JawaPos.com – Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri mengungkapkan setidaknya selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi sudah mampu membuka 10,5 juta lapangan pekerjaan. Pencapaian angka tersebut lebih cepat dari target, yakni ketika sudah memasuki 5 tahun pemerintahan.
Hal itu diungkapkannya usai membuka forum Jejaring Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tingkat Asean atau Asean Oshnet di Grand Dafam Jogjakarta, Kamis (28/3). “Penciptaan lapangan kerja selama 4,5 tahun pemerintahan Pak Jokowi itu sudah mencapai 10,5 juta lapangan kerja dan mayoritas sektor formal,” katanya.
Banyaknya lapangan pekerjaan yang berhasil dibuka ini sekaligus menjawab banyaknya tudingan mengenai sulitnya mencari kerja. “Target ini seharusnya dicapai selama 5 tahun, tapi sudah bisa dalam waktu 4 tahun lebih,” katanya.
Lanjut Hanif, persoalan yang dihadapi ialah masalah ketimpangan skill. Saat ini jumlah angkatan kerja di Indonesia sekitar 131 juta orang. Sebanyak 58 persen di antaranya merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Selain itu juga tak sesuainya antara skill atau pendidikan yang dimiliki dengan pekerjaannya. “Ibarat 10 orang, diambil 58 persen itu sama saja 6 orang lulusan SD dan SMP. Kan masih ada 4, dan missed match kerja (tak sesuai antara pekerjaan dengan skillnya) kita di atas 50 persen. Berarti 2 orang missed match,” ucapnya.
Sedangkan untuk pengangguran menurutnya didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun terus mengalami penurunan. “Lulusan SMK masih mendominasi pengangguran, tapi angkanya sudah menurun. Dulu lebih tinggi, dan sekarang angkanya sekitar 11 persen,” ungkapnya.
Pemerintah pun saat ini terus berupaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan ini. Salah satunya dengan mengeluarkan kartu pra kerja. “Kartu pra kerja untuk akses penguatan pendidikan vokasi dan pelatihan kerja agar lebih siap menghadapi kebutuhan pasar,” ucapnya.