JawaPos.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat fokus dalam penanganan sampah plasti di wilayahnya. Salah satunya melakukan kerja sama dengan perusahaan pengolahan sampah plastik asal Inggris, Plastic Energy Limited.
Kerja sama yang dilakukan yakni mengubah sampah plastik menjadi solar. Rencananya pengolahan sampah model ini akan diterapkan di enam kota di Jawa Barat.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Kirk Evan mewakili Plastic Energy, di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung.
Ridwan Kamil mengungkapkan, Plastic Energy merupakan perusahaan lingkungan terbaik dan terbesar di Inggris yang berminat mengajaknya memerangi sampah plastik menjadi bahan bakar solar.
“Mereka berminat mengajak kami memerangi sampah plastik menjadi berguna. Kita tahu Indonesia dikenal sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan,” ucap Emil, seperti dilansir dari RMOL Jabar (Jawa Pos Group), Jumat (29/3).
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan sengaja memilih enam kota sebagai percontohan karena memiliki produksi dan konsumsi plastik yang cukup tinggi. Keenam kota itu yakni Bandung, Bogor, Bekasi, Depok, Cirebon, dan Tasikmalaya.
Menariknya, Plastic Energy akan menghibahkan dana sebesar 20 juta dolar atau sekitar Rp 280 miliar melalui kerja sama ini. Dana ini untuk studi kelayakan yang akan dilakukan pada Agustus sampai Maret 2020. Dengan begitu penerapan teknologi pengolahan sampah plastik ini akan dimulai pada Maret 2020.
“Akan studi kelayakan dulu hingga Maret 2020, setelah itu kita akan mulai memproses,” ujar Kang Emil.
Selain sebagai percontohan green development di Indonesia, proyek ini juga ada sisi bisnisnya. Total investasi pada proyek tersebut mencapai 200 juta dolar atau sekitar Rp 2,8 triliun.
“Ini menunjukkan Jabar di mata dunia dilihat sebagai provinsi yang pro bisnis yang juga melahirkan mutual benefit yang juga terhadap lingkungan,” kata Kang Emil.
Sementara itu, perwakilan dari Plastic Energy Limited Krik Evan menjelaskan, dari satu kilogram sampah plastik yang diolah akan menghasilkan 0,8 liter solar. Sampah plastik yang diolah adalah sampah plastik rumah tangga dan makanan.
“Sampah plastik rumah tangga dan bungkus makanan, itu yang kita olah. Area untuk pengolahan ini membutuhkan luas satu hektare,” ungkapnya.
Alasan Jawa Barat yang dipilih, menurutnya karena Kang Emil dinilai memiliki komitmen yang kuat memerangi sampah plastik. Setelah berhasil akan diterapkan di provinsi lain di Indonesia dan Jawa Barat menjadi pilot project.
Jabar menjadi satu-satunya daerah di Asia yang menerapkan teknologi pengolahan sampah plastik ini.
“Kami pilih Jawa Barat, karena Pak Ridwan sudah berkomitmen kepada saya untuk pengolahan sampah plastik dan ada satu potensi agar bisa menjadi contoh untuk provinsi lain di Indonesia,” pungkasnya.