JawaPos.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini telah memiliki seabreg program. Dibawah kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum selaku Gubernur dan Wakil Gubernur, lebih dari sepuluh program untuk Jabar Juara Lahir Batin telah resmi diluncurkan.
Program yang pertama kali diluncurkan Jabar Quick Response (Jabar QR) merupakan program andalan yang dapat menampung keluhan atau curhatan masyarakat Jawa Barat. Karena animo masyarakat dalam menyuarakan keluhan saat ini sangat tinggi. Sehingga untuk menampung aspirasi itu dihadirkan sebuah program Jabar QR, yang dapat diakses melalui SMS, Whatsapp, ataupun media sosial.
Kemudian untuk memerangi terciptanya berita bohong atau hoaks, mantan Wali Kota Bandung yang akrab disapa Kang Emil ini pun melauching Jabar Saber Hoax. Ya, begitu maraknya berita bohong berkeliaran di media sosial yang mengakibatkan masyarakat terperangkap oleh berita tersebut, baik yang membuat maupun yang mengshare.
Tak hanya sekedar dunia digital, Kang Emil pun sudah meluncurkan Jabar Layad Rawat. Tidak asing bukan? Ini awalnya memang program Kota Bandung hanya saja diperluas lagi keberadaanya hingga ke desa desa di Jawa Barat.
Saat ini Layad Rawat Jabar ini baru diluncurkan di Kota Cirebon. Program kesehatan ini bertahap akan dihadirkan di 27 Kota Kabupaten Jawa Barat. Dimaksudkan agar masyarakat terkhusus menengah ke bawah yang kesulitan mendapat fasilitas atau pelayanan kesehatan, dengan Layad Rawat bisa dengan mudah. Bahkan para perawat dan dokter akan menjemput pasien. Syaratnya hanya dengan menghubungi public safety center (PSC) dengan kode 119.
Program berikutnya yakni Satu desa satu perusahaan, magrib mengaji, pesantren juara, desa digital, koperasi sekolah, satu desa satu hafiz, Pesantren juara, KEK Pangandaran, dan Jabar Masagi.
Soal Jabar Masagi, dalam lima tahun ke depan manusia unggur Jabar ini harus memiliki empat nilai diantaranya secara fisik badan harus sehata, cerdas, berakhlak, dan religius. Untuk mewujudkannya dengan sebutan Jabar Masagi.
Implementasinya Jabar Masagi ini mampu meumbuhkan generasi muda di Jabar sebagai manusia budaya. Dimaksudkan bisa belajar merasakan (surti/rasa) memahami (harti/karsa), melakukan (bukti), dan belajar hidup bersama (bakti).
Menurut Kang Emil dalam 100 hari kerja membangun Jabar hanya dua program yang tidak tercapai. Yakni Roller Barrier dan Kotak Literasi Cerdas (Kolecer). Pada Jumat (14/12) Kang Emil bersama Uu Rizhanul Ulum telah melewati 100 hari menjadi pelayan masyarakat Jabar.
Namun, program Kolecer dan Maca Dina Digital Library (Candil) ini sudah dilaunching pada hari ke 101 di Kota Bogor. Karena dalam hasil survei menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Indeks membaca orang Indonesia hanya 0,001 dalam artian dari 1.000 orang hanya satu yang memiliki minat membaca buku.
Kolecer ini bentuknya seperti Street Library milik Kota Bandung yang katanya akan mejeng di beberap titik trotoar. Namun nyatanya hingga hari ini baru satu rak buku warna merah yang masih tergembok di trotoar Jalan Asia Afrika Bandung.
Sedangkan Roller Barrier atau pembatas jalan yang mereferensi dari teknologi Korea Selatan (Korsel) rencana akan dipasang di jalan tengkorak di Jawa Barat. Karena wilayah Jabar ini banyak jalur rawan kecelakaan.
Jalur rawan tersebut diantaranya Tanjakan Aman Subang, Tanjakan Selarong antara Cianjur-Sukabumi, Gentong Tasikmalaya, Cikijing Majalengka, Cadas Pangeran, Tanjakan Nyalindung Sumedang, dan Tanjakan Wado.
Namun jalur Cikidang Kabupaten Sukabumi ini akan menjadi lokasi pertama pemasangan Roller Barrier di Jabar.Hak itu mengacu pada kecelakaan bus beberapa waktu lalu yang menewaskan 21 korban jiwa dan belasan penumpang luka-luka akibat bus pariwisata terperosok ke dalam jurang di Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
“Jadi ada dua lagi yang belum masuk dalam program 100 hari. Tapi ada yang tadinya bukan target 100 hari jadi 100 hari. Itu (tidak tercapai) karena ada kendala,” kata Kang Emil.
Setelah 100 hari tugasnya kini mengakselerasi, jika baru satu menjadi 10, sudah 10 ditambah menjadi 100. Hal itu akan diwujudkan pada 2019 mendatang.
“Kami sangat siap itu akan menjadi perjuangan saya yang paling besar di 2019 dimulai dengan memperjuangkan anggaran supaya 2019 Citarum bisa menghadirkan berita baik tidak hanya berita buruk. Kemudian kita tidak pakai teori 100 hari. Dimana siap, kita langsung lakukan,” pungkasnya.