SPG Cantik Dibujuk, Dihabisi di Dekat Tol, Lalu Dibuang di Sungai

2 Januari 2019, 21:02:49 WIB

JawaPos.com Dalang pembunuhan Yayuk yang ditemukan di hutan mangrove, Wonorejo, Rungkut Surabaya akhirnya terkuak. Seperti dugaan sebelumnya, pelakunya tidak lain adalah Aldo, teman laki-laki korban. Setelah menjalani pemeriksaan maraton di polrestabes, remaja bernama lengkap Eyglesias Satriadil Sulwiedyardo itu akhirnya mengakui semua perbuatannya.

Polisi memang sempat kesulitan untuk mencari bukti bahwa Aldo yang menghabisi perempuan berprofesi SPG mal itu. Meski punya keyakinan kuat lantaran keterangan Aldo berbelit-belit, penyidik tidak kunjung bisa memutuskan lelaki 18 tahun tersebut sebagai tersangka. "Ada banyak kemungkinan motif pada awalnya. Setelah satreskrim memilahnya, akhirnya ketemu bahwa pembunuhan ini dilatarbelakangi perampasan," jelas Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal kemarin (31/12).

Sejak Jumat pagi (30/12), Unit Reserse Mobile (Resmob) Polrestabes Surabaya terus merangkai kepingan petunjuk kasus itu. Aldo yang diperiksa sejak Rabu lalu (28/12) beralibi bahwa dirinya berada di kafe dekat kosnya ketika Yayuk menghilang pada 18 Desember. Remaja kelahiran Pekalongan tersebut mengaku nyangkruk di kafe di daerah Bungurasih hingga dini hari.

Polisi lantas membuktikan keterangan tersebut dengan mendatangi kafe. Sayangnya, pemilik warung sempat tidak ingat betul kapan Aldo ke sana. "Seingat pemilik warung, dia (Aldo) ke sana pas ada live music. Itu tanggal 17, dari sana alibinya melemah," jelas Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga.

Nah, setelah itu, polisi mendapat informasi tambahan bahwa Aldo punya teman dekat bernama Clint Dongan Hutabarat alias Clinton. Keduanya kerap nongkrong bersama. Ketika mengantongi nama itu, polisi menganalisis bahwa motif pembunuhan tersebut adalah perampasan. Kemudian, polisi menemukan Clinton di rumah temannya di Keputih.

Ketika polisi datang ke sana, Clinton tidak langsung berterus terang. Namun, pada akhirnya teman satu SD Aldo di Surabaya itu berterus terang bahwa dirinya membunuh Yayuk. Dia bersama Aldo telah menyusun rencana eksekusi Yayuk. 

Makin tersudut, Aldo akhirnya juga berbicara kejadian yang sesungguhnya. "Mereka bingung untuk membayar uang kos. Jadi, motifnya bukan karena asmara, murni karena pelaku ingin memiliki harta benda korban," tambah Shinto.

Aldo mengenal Yayuk pada Oktober 2016. Sejak itu, komunikasi keduanya semakin intens. Yayuk selalu terbuka pada Aldo. Tidak terkecuali mengenai gajinya sebagai sales promotion girl (SPG) di pusat perbelanjaan Surabaya Selatan. Yayuk bercerita kepada Aldo bahwa setiap tanggal 17, dirinya menerima gaji. Minimal ada uang cash Rp 500 ribu yang dikantonginya.

Nah, Aldo yang terus ditagih biaya kos berpikir untuk merampas uang Yayuk. Clinton yang menumpang sekamar dengannya juga punya pikiran sama. Keduanya lantas merancang skenario jahat itu. "Mereka meminjam parang ke temannya. Ini jadi petunjuk bahwa kasus ini disiapkan sejak awal," papar alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut.

Sejak Minggu pagi (18/12) Aldo menghubungi Yayuk melalui BBM. Seperti kebiasaannya, dia menawarkan diri untuk mengantar Yayuk kerja. Motor yang dipakai adalah milik Yayuk. Tapi, Yayuk menolaknya.

Aldo tidak menyerah begitu saja. Malamnya, dia meminta Yayuk untuk datang ke kosnya. Aldo mengajak Yayuk makan. Permintaan tersebut disetujui. Setelah itu, Aldo, Clinton, dan Yayuk pergi ke Jalan Dinoyo untuk membeli nasi goreng. Itulah saat-saat perempuan alumnus SMA Wachid Hasyim II Taman, Sidoarjo, tersebut hendak menjemput ajal (selengkapnya lihat grafis).

Yayuk dibunuh dengan cara ditusuk di leher dan dada berulangkali di bawah jembatan tol Gunung Sari. Pemilihan tempat itu bukan tanpa alasan. Aldo dan Clinton memang mencari lokasi eksekusi yang tidak jauh dari sungai. Nah, setelah kondisi memungkinkan, Yayuk pun digelindingkan ke Kalimas.

Setelah menghabisi Yayuk, Clinton memboncengkan Aldo berkeliling kota. Mereka berniat untuk membuang sepeda motor sekaligus alat bukti. Sepeda motor Yayuk digeletakkan di pinggir Jalan Kutisari Utara. Motor itu lalu diamankan babinkamtibmas setempat ke sebuah bengkel.

Aldo dan Clinton pulang dengan naik taksi. Mereka turun di pintu Terminal Bungurasih sisi timur, lalu berjalan kaki menuju rumah kos. Setelah itu, parang dibuang di sela-sela tembok pembatas selebar kurang lebih 30 cm.

Di dalam kamar, Aldo membuka isi tas Yayuk. Isinya ternyata bukan Rp 500 ribu, tapi cuma Rp 80 ribu. "Uang itu dibagi dua. Handphone korban dijual untuk ongkos pelaku pulang ke Temanggung," kata Shinto.

Untuk menghilangkan jejak, pelaku membakar tas milik Yayuk. Keesokan harinya, Aldo dan Clinton pergi ke Temanggung dan Wonosobo untuk menenangkan diri. Shinto menegaskan bahwa tindakan dua pelaku itu memenuhi unsur-unsur pembunuhan berencana. "Kami juga menjerat mereka dengan pasal 338 dan 365 KUHP," tegas polisi asal Medan itu.

Terungkapnya teka-teki pembunuh Yayuk tersebut disambut positif oleh keluarga Ramadhan Hikmanto (RH). Maklum, selama ini Ramadhan selalu dikaitkan dengan tewasnya Yayuk. Apalagi, Ramadhan adalah bekas pacar korban.

Senyum merekah terlihat di bibir Karnianingsih, 48, ibunda Ramadhan. Dia lega dan puas setelah polisi mengumumkan pelaku pembunuhan perempuan 18 tahun itu. ''Alhamdulillah, anak saya terhindar dari fitnah,'' ujarnya saat ditemui Jawa Pos di kediamannya, Jalan Wonorejo I, kemarin (31/12).

Karni mengakui, hari-harinya diliputi kegelisahan tatkala mendengar Yayuk dibunuh pada Kamis (18/12). Apalagi, Ramadhan sempat diinterogasi polisi terkait hubungannya dengan Yayuk. Spekulasi bermunculan hingga banyak isu yang menyebutkan bahwa anaknya adalah pelaku pembunuhan tersebut. (did/rid/c7/git)

Editor : Thomas Kukuh