JawaPos.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera melakukan evaluasi terhadap kapasitas drainase di kota itu sebagai antisipasi bencana banjir.
“Kita akan hitung kembali kapasitas drainase ketika kondisi semua sungai di kota ini naik agar bencana banjir bisa terhindari dan genangan dapat diminimalisir,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram pada Senin (2/3/2020).
Pernyataan itu disampaikan mengacu pada hujan lebat disertai angin kencang pada Ahad (1/3) pukul 14.00 sampai pukul 20.00 Wita yang mengguyur Kota Mataram. Hujan lebat itu menyebabkan genangan di sejumlah titik dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter.
Beberapa titik di antaranya, di Kelurahan Pejeruk, Pagutan Timur, Rembiga, Dayen Peken, Udayana, Monjok Barat dan Timur, Jalan Sriwijaya, Kekalik, dan Jalan Koperasi Pelembak.
Dua lingkungan di Kelurahan Rembiga, yakni Lingkungan Rembiga Barat dan Timur sebanyak 22 kepala keluarga (KK) terdampak banjir kiriman dari luapan Sungai Midang dengan ketinggian sekitar 80 sentimeter. Namun, warga tidak sampai diungsikan. “Kemarin itu, semua air sungai melampaui kapasitas. Bahkan di luar prediksi, Sungai Midang tidak seperti biasa meluap. Kami belum tahu penyebabnya dan apa ada kaitan dengan akan dibangunnya Bendungan Meninting,” ujar Miftahurrahman.
Menurut Miftahurrahman, dari hasil evaluasi, genangan yang terjadi di sejumlah titik di Kota Mataram terjadi karena ada antrean air yang akan masuk ke saluran. Padahal kapasitas saluran semua penuh. “Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah pengurangan kapasitas dengan sistem sodetan sehingga titik-titik saluran tersebut segera kita identifikasi,” ujarnya.
Misalnya, kata Miftahurrahman, saluran Gegutu terus ke SMAN 7 hingga tembus ke Jalan Koperasi Pelembak, kapasitasnya sudah melampaui dan saatnya diurai. Sebab, selama ini menjadi pemicu genangan di Jalan Dukuh Saleh Pejeruk. Dengan pengurangan kapasitas drainase, air yang datang bisa langsung mengalir ke hulu sehingga tidak menimbulkan genangan.
“Masalah genangan harus kita tangani segera, meskipun genangan akibat antrean air yang akan masuk ke saluran tidak permanen karena setelah beberapa jam hujan reda air bisa langsung surut,” ujarnya.