Soal Penangkapan Terduga Teroris di Unri

Setelah Kapolda Riau, Kini Giliran Mabes Polri Serang Fahri Hamzah

2 Januari 2019, 20:29:21 WIB

JawaPos.com – Mabes Polri menanggapi komentar miring yang dilontarkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Komentar itu terkait penangkapan terduga teroris Universitas Riau (UNRI), Sabtu (2/6).

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menegaskan penangkapan itu sudah sesuai prosedur. Apalagi saat penenangkapan itu terdapat bom yang sudah siap untuk diledakkan.

“Aturannya sudah seperti itu. SOP-nya bawa senjata panjang terus masuk dengan bawa tongkat polisi,” tegasnya di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Minggu (3/5).

Setelah Kapolda Riau, Kini Giliran Mabes Polri Serang Fahri Hamzah
Tim Densus 88 Mabes Polri menggeledah Gelanggang mahasiswa FISIP Unri. (Defizal/Riau Pos/Jawa Pos Group)

Dia menerangkan, penangkapan terduga teroris tentu tidak sama dengan kasus pidana lain. Sebab teroris merupakan kejahatan yang luar biasa. “Penangkapan paksa dalam kasus terorisme itu ada prosedurnya,” pungkas Setyo.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror menangkap Muhammad Nur Zamzam alias Zamzam alias Jack di Kampus UNRI. Kejadian itu bermula pada pukul 13.30, Densus 88 melakukan penggeledahan dan menemukan bom rakitan di Kampus Fakultas FISIP UNRI, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan Kota, Pekanbaru, Provinsi Riau.

Zamzam merupakan lulusan mahasiswa UNRI. Dia diduga memiliki kemampuan membuat bom TATP. Dia juga memublikasikan cara pembuatan bom melalui tautan di grup Telegram.

Zamzam berencana melakukan serangan terhadap sejumlah objek vital seperti kantor DPR dan DPRD. Dari tangan Zamzam, Densus 88 mengamankan 2 buah bom pipa besi yang sudah jadi, 2 bahan peledak TATP yang sudah jadi, material bahan peledak, 2 buah busur panah, 8 buah anak panahnya, 1 buah senapan angin, dan 1 buah granat tangan rakitan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengomentari penangkapan tersebut. Dia berpendapat, kampus harusnya bebas dari kepolisian yang membawa senjata.

“Apakah ada teroris bersenjata dalam kampus? Kenapa tidak kirim intel? Kenapa tidak ditangkap di luar kampus? Apakah mereka bikin markas teroris di kantor menwa? Kenapa senang menampakkan pasukan bersenjata dan laras panjang masuk kampus? Ini Polri atau kompeni? #SaveKampus,” sindir Fahri dalam akun Twitter pribadinya.

Dia pun menilai, dengan ditangkapnya terduga teroris di dalam kampus angkat menimbulkan persepsi negatif di mata negara lain. “Apa kata dunia? Kalau kampus dianggap sebagai sarang teroris bersenjata maka berakhirlah Indonesia ini. Tamat! Bapak tamat pak @jokowi !! Pasar dunia akan bereaksi bahwa ternyata Indonesia sama saja dengan Afrika. Teroris bersenjata di mana-mana. #SaveKampus,” kicau Fahri lagi.

Editor : Fersita Felicia Facette

Reporter : (dna/ce1/JPC)