Ratna Berbohong, Bertemu Fadli Zon, Menolak Jumpa Pers Prabowo

2 April 2019, 13:38:35 WIB

JawaPos.com – Saksi pertama yang dihadirkan di sindang lanjutan terdakwa penyebar berita bohong Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (2/4) menghadirkan supir pribadinya, Ahmad Rubangi.

Saksi mengungkapkan bagaimana Ratna pernah menyampaikan wajah lebam karena dipukuli, mengaku berbohong hingga kedatangan Fadli Zon di rumah Ratna Sarumpaet di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Timur.

Dia bersaksi bahwa sebelum tanggal 24 September 2018, terdakwa sedang tidak ada di rumah. Kemudian, tanggal 24 September malam, Ratna memberikan kabar bahwa bahwa akan segera sampai di rumah.

 

View this post on Instagram

 

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.⁣ ⁣ Hai kau pengemudi motor. Ketahuilah petugas penyapu jalan yang kau tabrak itu hari ini dikuburkan. Kau tabrak dia hari Selasa Subuh, 26 Maret. Lalu kau lari. Kau tega meninggalkan anak manusia terkapar tak berdaya di jalan raya. ⁣ Naufal Rosyid ditemukan terkapar di tepi jalan. Masih dengan sapu dan seragamnya. Di bawah jalan layang Pasar Rebo. Tak sadarkan diri. Pukul 5.30 pagi dia ditemukan oleh kawan kerjanya. ⁣ Pagi itu sejak masih gelap. Naufal, anak umur muda 24 tahun ini sudah berada di jalan raya. Dia dan puluhan ribu petugas sejak pukul 3 pagi sudah bangun. Mereka yg paling berpeluh memastikan jalanan bersih. Demi kenyamaan jutaan orang melintas menuju kerja. Jika ada yg kebetulan tersisa, sebagian pelalulalang akan dengan ringan memaki lewat jempol tangannya di media sosial seakan tak membayangkan beratnya mereka bekerja.⁣ ⁣ Subuh itu, teman2 kerjanya sesama petugas kebersihan, melarikan korban ke RS Pasar Minggu. Tim dokter bekerja keras, dioperasi karena ada pendarahan di otak. Kondisinya berat. ⁣ Ibunya mencintai Naufal, tapi Allah lebih mencintainya. Panggilan pulang ke Rahmatullah yg ia songsong. Ia pulang ke Ibunya. Tapi ibunya di rumah hanya bisa menyambut anaknya sebagai jenazah. ⁣ Tadi kami takziyah ke keluarga ini. Rumahnya di tengah kampung, lewat gang sempit. Wajah duka terlihat di warga sekampung itu. Ibunya tabah, ayahnya pula. Tampak ada duka tapi ada juga iman. Saat kafan dibuka, wajah almarhum jernih ada senyum. InsyaAllah penanda ia husnul khatimah. ⁣ Untuk semua pengguna jalan. Kurangi kecepatan bila melihat ada petugas bekerja di jalan raya. Seragam mereka berwarna terang. Dan berpendar bila terkena lampu di saat gelap. Ingat, setiap petugas itu punya ibu, ayah, anak, istri, suami dan keluarga. Bantu pastikan mereka, yg bekerja untuk kita semua ini, bisa pulang ke rumah dengan selamat. ⁣ Dan kau penungggang kendaraan tak dikenal itu… Ingatlah bahwa kau bisa lari pagi itu, tapi kau tidak bisa lari dari pertanggungjawaban di hadapan Yang Maha Adil.⁣ ⁣ #ABW Teman-teman yang ingin membantu keluarga almarhum Naufal, bisa ke orangtuanya, Bank DKI 52820009552 a/n Syamsul Ma’arif (081310632486).

A post shared by Anies Baswedan (@aniesbaswedan) on

Ratna Berbohong Kepada Anak dan Stafnya

Ratna Sarumpaet terjerat kasus berita bohong, saat ini masih ditahan di Mapolda Metro Jaya

Saat itu pula Ratna mengabarkan kepada saksi bahwa dirinya sedang dalam keadaan sakit. Tak lama kemudian, Ratna Sarumpaet mengirimkan foto wajah lebam melalui WA kepada saksi.

“Saya ditelfon sama ibu (Ratna) melalui WA. Ibu pulang sendiri menggunakan taksi. Kemudian saya bawain tas ke dalam kamar,” ujarnya saat memberikan kesaksian di PN Jakarta Selatan.

Sesampainya di kamar, Ratna memanggil sejumlah orang staf di dalam rumah, termasuk dirinya. Menurut Rubangi, majikannya itu memasang raut wajah sedih, lalu menangis.

Ratna Sarumpaet tinggal bersama dua putranya, Ikbal dan Ibrahim. Menurut Rubangi, Ikbal mengetahui jika ibunya sudah dipukuli orang tak dikenal.

“Kepada Ibrahim, Ikbal mengatakan, Umi dipukuli orang,” ujar Rubangi.

Ratna menyampaikan kepada orang-orang yang ada di rumah bahwa dirinya dipukuli oleh dua orang laki-laki di Bandung. Ratna pun kembali menangis dan meminta Rubangi dan dua orang lainnya, Syahar dan Pele keluar dari kamar.

“Waktu itu ada tiga orang, berempat sama ibu (Ratna). Yang bilang itu (dipukuli) saya dengar sendiri. Kemudian ibu muda saya bawakan air anget dan handuk,” ungkapnya.

Pagi hari tanggal 25 September 2018, Rubangi mengaku kembali diminta menyiapkan air panas dan handuk. Pada hari itu hingga keesokan harinya, 26 September, Ratna Sarumpaet tidak beraktivitas di luar rumah. Saat hari-hari Ratna berada di rumahnya, Rubangi mengaku jika kondisi wajah Ratna masih seperti foto yang beredar (dengan luka lebam-lebam).

Pada tanggal 27 September, dia pun menyupiri Ratna ke tempat perbelanjaan di Sarinah. Keperluannya didanai tidak diketahui saksi karena saat itu hanya diminta menunggu di Parkiran.

Usai dari Sarinah, Rubangi mengantarkan Ratna ke Pasaraya Manggarai. Di sana, saksi diminta untuk meninggalkannya sendiri dan pulang ke bisa menggunakan taxi.

“Kemudian ibu diminta diturunkan di Pasaraya Manggarai. Kemudian ibu baru tiba di rumah sekitar pukul 21.00 WIB,” ujarnya.

Bertemu Dengan Fadli Zon

Ahmad Rubangi pun mengungkapkan adanya pertemuan antara Fadli Zon dan Ratna Sarumpaet di kediamannya di Kampung Melayu Kecil V Jakarta Timur pada Minggu, 30 September 2018.

Pertemuan itu bersama dua orang lain bernama Ruben dan Deden. Dua orang itu datang lebih dulu. Fadli Zon menyusul. Setelah berkumpul pembicaraan soal wajah lebam Ratna dipukuli pun dibahas sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka berempat membicarakan di teras belakang rumah Ratna.

“Deden dan Ruben datang duluan. Fadli Zon menyusul. Ketiganya berbicara dengan Ratna Sarumpaet. Setelah itu ada waktu foto bersama. Saya foto dengan Fadli Zon, Pak Syahr berfoto dengan Fadli Zon. Dan, Ibu Ratna berfoto dengan Fadli Zon. Pada saat foto, wajah Ibu Ratna masih lebam-lebam,” tutur Rubangi.

Pergi Ke Polo, Sentul Bertemu Banyak Orang

Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2018, Ahmad Rubangi diminta mengantarkan Ratna Sarumpaet untuk pergi ke Polo, arena pacuan kuda di kawasan Sentul, Bogor. Selain bersama Ratna, pergi ke kawasan Sentul ditemani dua orang staf Ratna yang lain, Pele dan Syahar.

Di sana, Ratna bertemu dengan banyak orang. Akan tetapi, Rubangi tidak tahu pasti Ratna bertemu dengan siapa. Karena hanya diminta untuk menunggu di parkiran. Pertemuan itu kurang lebih memakan waktu sekitar satu hingga satu jam setengah.

“Waktu itu saya hanya menyupir. Pembahasan apa di sana saya juga tidak tahu, tidak mendengar,” kata Rubangi.

Menolak Jumpa Pers bersama Prabowo

Usai dari Sentul, Rubangi hanya mengetahui bahwa Ratna Sarumpaet mengaku tidak setuju dengan rencana Prabowo untuk melaksanakan jumpa pers soal wajah lebamnya karena dipukuli. Menurutnya, karena Ratna tidak setuju, maka majikannya itu tidak ikut serta dalam konferensi pers dengan Prabowo di kediamannya di Kertanegara, malam harinya.

“Ibu menyampaikan, akan ada jumpa pers oleh Prabowo menyangkut peristiwa pemukulan yang dialami terdakwa. Ibu tidak setuju dengan adanya jumpa pers, jadi tidak ikut jumpa pers,” ujar Rubangi.

Ratna Mengaku Berbohong

Pada 3 Oktober 2018, publik tercengang. Ratna Sarumpaet mengakui dirinya berbohong atas beredarnya foto wajah lebamnya bukan karena dianiaya, melainkan bekas dari perawatan pasca menjalani operasi kecantikan di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sambil menahan tangis air, Ratna mengaku khilaf atas drama kebohongan yang dia ciptakan sendiri.

Dalam konferensi itu Ratna pun meminta maaf Capres Prabowo Subianto, Amien Rais, juga rekan-rekan tim pemenangan.

Rubangi menyampaikan, sebelum mengakui berbohong, dirinya diminta menjemput Ratna di rumah anaknya di Pondok Bambu. Setelah tiba di rumahnya di Kampung Melayu Kecil V, Rubangi, Pele, dan Syahar diberitahu oleh Ratna Sarumpaet bahwa wajah lebamnya bukan karena dipukuli, melainkan karena perawatan medis.

“Pagi-pagi diminta jemput di Pondok Bambu. Kemudian meminta memanggil Pele dan Syahar bahwa Ratna berbohong, tidak betul bahwa dia dipukuli. Sehabis itu ibu mau melaksanakan jumpa pers,” kata Rubangi.

Editor : editor-testing