Pilpres 2019

Andi Widjojanto: Jokowi Lebih Paham TNI Daripada Prabowo

Pilpres 2019 Jokowi
1 April 2019, 09:59:53 WIB

JawaPos.com – ‎Ketua Tim Cakra 19 Andi Widjojanto, mengatakan, Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) lebih paham persoalan TNI ketimbang Prabowo Subianto. Sebab menurut Andi, Jokowi mampu menjelaskan dengan rinci tentang gelar satuan terpadu TNI di Natuna, Morotai, Saumlaki, dan Biak.

Selain itu, petahana juga cakap menjelaskan paradigma investasi pertahanan yang mengubah belanja militer untuk pembelian senjata menjadi alokasi anggaran guna membangun industri pertahanan.

“Ini menunjukkan Jokowi memiliki visi dan komitmen untuk menguatkan TNI untuk menghadapi perang teknologi-perang siber masa depan. Sementara, Prabowo cenderung tidak percaya teknologi,” ujar Andi dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Senin (1/3).

Mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) ini menilai, Prabowo tidak paham intelijen strategis. Intelijen strategis merumuskan Perkiraan Keadaan (Kirka), sebagai acuan bagi presiden untuk membuat kebijakan ke depan.

Kirka ini ditulis di beberapa produk strategis Kemhan dan TNI seperti Analisa Lingkungan Strategis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan dibahas secara rutin di Rakor Intel di Kemhan dan TNI. Itu dilakukan setiap awal tahun untuk membantu perumusan kebijakan di tahun itu.

“‎Sebagai mantan perwira yang lama bertugas di Kopassandha, aneh banget kalau Prabowo tidak paham fungsi intelijen strategis,” katanya.

Andi melanjutkan Jokowi juga lebih percaya TNI daripada Prabowo. Prbowo bilang para perwira cenderung ABS (asal bapak senang). Seolah TNI bekerja tanpa didasari etos kerja dan evaluasi kinerja yang terukur.

“Prabowo tidak paham bahwa ada target pencapaian Minimum Essential Force yang selalu dievaluasi per tahun yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan signifikan pembangunan kekuatan TNI sesuai Renstra 2024,” ungkapnya.

Selain itu, Andi juga menilai ucapan Prabowo yang mengklaim lebih TNI ketimbang yang lainnya, menunjukkan arogansi mantan Danjen Kopassus itu. Padahal menurut Andi, melesatnya karier militer Prabowo tidaklah normal.

“Itu karena bagian dari keluarga Cendana (dan berakhir juga tidak normal karena kasus penculikan aktivis 98) . Tampaknya ini membuat Prabowo merasa dirinya lebih penting dari organisasi TNI,” pungkasnya.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : Gunawan Wibisono