JawaPos.com – Petahana Joko Widodo (Jokowi) dan penantangnya, Prabowo Subianto terus berpacu menjadi yang terbaik demi merebut suara rakyat. Malam ini, mereka akan kembali berhadapan dalam debat keempat Pilpres 2019. Di sisa waktu 3 pekan kurang ini, sejumlah lembaga survei banyak merilis gap elektabilitas antara Jokowi-Prabowo masih di kisaran 20 persen setelah maupun jelang debat ketiga usai. Adapun margin selisih terkecil dikisaran 11 persen.
1. CSIS
Survei terbaru yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan hasil pasangan nomor urut 01 masih unggul dengan selisih 18,1 persen dari pasangan nomor urut 02.
Peneliti CSIS Arya Fernandez mengatakan, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 51,4 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 33,3 persen. Sementara itu sebanyak 14,1 persen responden yang disurvei tidak menjawab dan 1,2 persen lainnya belum menentukan pilihan.
Survei CSIS itu juga menyebutkan sebanyak 84,4 persen responden sudah mantap terhadap pilihannya. Namun, ada responden yang masih berubah atau ragu terhadap pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, sebanyak 16,8 persen.
Survei ini dilakukan pada 15-22 Maret 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling, dan melibatkan 1.960 responden di 34 provinsi. Margin of error survei ini sebesar 2,21 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
2. Indo Barometer
Survei terbaru Indo Baroneter juga menunjukkan selisih elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo berada di kisaran 21 persen. Dalam simulasi surat suara, sebanyak 50,2 persen responden memilih Jokowi-Ma’ruf. Sedangkan 28,9 persen memilih Prabowo-Sandi. Adapula 20,9 persen lainnya belum menentukan pilihan.
“Selisih antara Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi masih sekitar 21 persen,” ujar Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli di Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
Indo Barometer kemudian memproyeksikan hasil survei Februari 2019 ini ke 17 April 2019, dengan cara membagi secara proporsional pemilih yang belum menentukan pilihan. Hasilnya, suara untuk petahana menjadi 63,47 persen pada saat hari pencoblosan, sedangkan kubu penantang hanya 36,53 persen.
Indo Barometer juga sempat membedah elektabilitas masing-masing capres-cawapres. Jokowi sendiri masih mengungguli Prabowo dengan perbandingan elektabilitas 51,2 persen melawan 28,9 persen. Sementara itu yang tidak menandai pada kertas suara 19,9 persen.
Sementara itu, untuk elektabilitas cawapres, Ma’ruf memperoleh suara 44,5 persen. Sedangkan Sandi 32,1 persen. Adapula yang memilih tidak menandai kertas suara 23,4 persen.
Survei ini dilakukan pada rentang waktu 6-12 Februari 2019, melibatkan 1.200 responden. Multistage random sampling dipilih menjadi sistem pengambilan sample. Survei dilakukan di 34 provinsi dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
3. Litbang Kompas
Survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan gap elektabiltas paling tipis antara Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi, jika dibandingkan dengan sejumlah lembaga survei lain. Selisihnya yakni 11,8 persen.
Petahana mendapat 49,2 persen, sedangkan kubu penantang, 37,4 persen. Adapun sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Elektabilitas Prabowo-Sandi naik 4,7 persen dalam enam bulan, dari 32,7 persen pada Oktober 2018 menjadi 37,4 persen pada survei kali ini.
Sebaliknya, rivalnya, Jokowi-Ma’ruf turun 3,4 persen, dari 52,6 persen pada Oktober 2018 menjadi 49,2 persen.
Survei Litbang Kompas ini digelar pada rentang waktu 22 Februari-5 Maret 2019. Dengan sistem wawancara tatap muka terhadap 2.000 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi. Margin of error survei 2,2 persen.
4. Vox Populi
Vox Populi Research Center merilis hasil survei terbarunya terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres. Hasilnya pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih unggul atas penantangnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Temuan Vox Populi menunjukkan bahwa 71,3 persen publik merasa puas dengan kinerja Jokowi selama 4,5 tahun lebih memimpin. Pembangunan infrastruktur menempati peringkat pertama indikator kepuasan, yakni sebesar 77,6 persen.
“Di sisi lain, isu ekonomi seperti lapangan kerja dan harga pangan menjadi indikator paling rendah dalam tingkat kepuasan,” jelas Direktur Riset Vox Populi, Dika Moehamad dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/3). Kepuasan soal lapangan kerja hanya sebesar 48,0 persen dan harga pangan 46,2 persen.
Indikator kepuasan lain yang relatif tinggi adalah dalam hal pemberantasan korupsi yakni,76,2 persen; hubungan internasional, 72,4 persen; dan penegakan hukum, 71,7 persen.
“Sedangkan tiga isu lain ada pada tingkat moderat, yaitu pendidikan (71,2 persen), kesehatan (63,8 persen), dan perlindungan HAM (58,1 persen),” jelas Dika.
Atas sejumlah kepuasan masyarakat itu, berbanding searah dengan elektabilitas kedua pasangan. Jokowi masih unggul cukup lebar dari penantangnya. Yakni 54,1 persen berbanding 33,6 persen. Sedangkan 12,3 persen belum menentukan pilihan.
Survei Vox Populi Research Center dilakukan dengan metode kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 1200 orang, dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi. Margin of error 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan data dilakukan pada 5-15 Maret 2019.