BEST Pathways

Cara Jitu SWA Siapkan Siswa Masuk Universitas Bergengsi Luar Negri

7 Juni 2022, 14:21:06 WIB

JawaPos.com – Masuk ke Universitas impian sesuai jurusan dan minat merupakan dambaan setiap pelajar dan tentunya para orang tua siswa. Untuk bisa mencapai hal ini tentunya dibutuhkan support dari banyak pihak selain effort siswa itu sendiri.

Peranan orang tua penting, lingkungan yang positif dan mendukung siswa untuk bisa berprestasi juga nggak kalah dibutuhkan. Namun untuk bisa membimbing siswa on track kepada tujuannya, sekolah yang punya reputasi bagus juga sangat diperlukan.

Tidak hanya kurikulum atau metode ajar yang baik bagi siswa, pengalaman para pengajar untuk membimbing para siswa juga perlu. Kemudian, untuk bisa masuk ke Universitas impian sesuai bakat dan minat, kurikulum yang up-to-date dan pembimbing yang tepat juga punya peran dalam mengantarkan sang anak untuk bisa masuk Universitas yang didambakan.

BEST Pathways, Cara Terbaik SWA Siapkan Generasi Pembawa Perubahan
Yang dilakukan Sinarmas World Academy (SWA) misalnya. Melihat pancapaian gemilang lulusannya yang mencapai 70% berhasil diterima di Universitas luar negeri, tentu ada metode tersendiri yang dilakukan oleh sekolah dalam membimbing setiap siswa.

Pidato kelulusan siswa terbaik Sinarmas World Academy angkatan 2022. (Istimewa)

Pencapaian ini juga menggambarkan bahwa para siswa di sana tak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga soft skill yang mampu memberikan perbedaan yang nyata.

Mr. Alex, SWA MSHS Co-Principal menerangkan, di SWA, telah disiapkan program khusus yang kemudian siap mengantarkan para siswa untuk bisa diterima di Universitas bergengsi luar negeri. Program tersebut bernama BEST Pathways.

“SWA telah memelopori pendekatan inovatif untuk merencanakan kemajuan pendidikan menengah siswa yang memastikan pengembangan keterampilan individu yang tepat dan diperlukan, spesialisasi yang berfokus pada mata pelajaran karir, dan akses ke beragam peluang ekstrakurikuler,” jelasnya kepada JawaPos.com.

Mr. Alex melanjutkan, inti dari program ini adalah pembelajaran pengalaman berkualitas tinggi yang selaras dengan jalur karir yang diinginkan para siswa di masa depan. Secara sederhana, BEST Pathway adalah proses mempersiapkan siswa untuk sukses di Universitas dan seterusnya jauh melampaui kesuksesan akademis.

Sebagaimana diketahui, Universitas membuat keputusan masuk secara holistik dengan evaluasi pelamar yang mempertimbangkan banyak faktor. Selain kemampuan akademik siswa, Universitas sangat mempertimbangkan pengalaman, menunjukkan minat, karakter dan bukti ketekunan melalui pernyataan pribadi dan surat referensi, juga project personal yang mereka buat dan manfaatnya bagi bidang ilmu terkait atau orang di sekitar.

Didampingi Konselor Berpengalaman
Dalam kesempatan yang sama, Mr. Stan, SWA University Guidance Counselor menjelaskan, di sinilah BEST Pathways hadir. Perannya akan membentuk siswa untuk mencari minat dan bakatnya lalu memilih Universitas yang mereka inginkan.

Mr. Stan dalam prosesnya memberikan pengarahan Universitas tujuan kepada siswa. (Istimewa)

“Program penyelarasan BEST Pathways SWA berfokus pada beberapa bidang pengembangan siswa yang dipilih dengan cermat. Tujuannya untuk memaksimalkan kemampuan program untuk menciptakan peluang pengembangan akademik, ekstrakurikuler, dan pribadi yang kompeten terkait dengan Universitas yang dituju dan aspirasi karir mereka,” terangnya.

Mr. Stan menambahkan, analisis kesenjangan individu untuk para siswa didasarkan pada data profil setiap masing-masing siswa. Apa minatnya, ke arah mana kecenderungan akademis dan skillnya lalu dibuat kerangka program yang tepat bagi para siswa.

“Kerangka program memungkinkan siswa untuk mengembangkan rangkaian keterampilan penting yang selaras dengan jalur dan profil pengalaman mereka yang dibutuhkan untuk sukses di Universitas dan seterusnya,” tutur Mr. Stan.

Mudahnya, BEST Pathways mirip seperti penjurusan di tingkat SMA. Akan tetapi bedanya, kalau di SMA biasanya dilakukan di kelas SMA 2 atau kelas 11, BEST Pathways di SWA dilakukan sejak kelas kelas 9.

Tujuannya, seperti sudah disinggung di atas supaya para siswa bisa lebih fokus di bidang yang mereka pilih tanpa perlu membuang waktu, tenaga, dan uang untuk belajar mata pelajaran yang tidak akan mereka gunakan di Universitas yang sudah mereka incar sebelumnya.

Streaming program BEST Pathways di SWA terbagi menjadi empat yakni Business, Engineering, Science & Technology, dan Art. Setelah setiap anak memilih jalur akademis mereka, pelajaran yang akan didapatkan pun bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan mereka.

“Dan yang terpenting, streaming program BEST Pathways ini membantu supaya mereka menjadi lulusan yang lebih dari siap untuk bisa diterima di Universitas luar negeri,” terang SWA Admissions Vincent.

Streaming program ini juga tidak hanya terbatas pada pejalaran sekolah saja, melainkan juga pada pemilihan ekstrakulikuler, pemilihan kegiatan tambahan saat libur (summer program), dan juga pemilihan sertifikasi yang akan dibantu langsung oleh Kepala Sekolah dan University Guidance Counselor secara pribadi atau one-on-one.

Dicari Minatnya
Para siswa akan dikenalkan BEST Pathways di kelas 8. Di kelas 9, para siswa akan ditinjau lebih jauh tentang profil, minat dan bakat mereka. Lanjut di kelas 10, pembentukan karir mulai dilakukan dan di kelas 11 makin intensive dengan beberapa project personal yang dibuat dan dibimbing para pengajar untuk bisa makin mantap menatap Universitas impian siswa.

Misal suka coding, para siswa akan dibentuk sesuai minatnya berdasarkan tahapan kelas tadi sampai mencari Universitas yang mereka inginkan. Terus dibina mengenai ilmu yang mereka minati dengan program-program unggulan SWA dan project yang dibuat, begitupun dengan jurusan lainnya.

“BEST Pathways sangat fleksibel mengikuti minat para student. BEST Pathways bukan hanya sekadar kurikulum, tapi program yamg mengikuti minat siswa sesuai keinginan mereka,” imbuh Mr. Alex lagi.

Project Unggulan Siswa
Beberapa siswa yang telah merasakan manfaat streaming program BEST Pathways adalah Sabrina dan Joshua. Joshua saat ini sedang fokus pada Extended Essay di kelas 11 dan membahas mengenai bagaimana pseudonym code yang ada pada auto-generated computer system sebenarnya tidak benar-benar acak.

“Menggunakan Machine Learning (ML) yang semakin maju kini, saya bereksperimen untuk menebak pseudonym code. Jika saya berhasil menebaknya, maka ini merupakan pertanda bahwa pseudonym code yang digunakan pada aunthetication code itu tidak benar-benar aman, dan perlu dicari solusi alternatifnya,” terang Joshua.

Kemudian Sabrina, dirinya bercerita, awalnya memilih science sebagai jalur akademisnya. Tapi perlahan ia justru menemukan mintanya ternyata di bidang bisnis, sehingga ia memutuskan untuk fokus di jalur akademis bisnis saja.

Di kelas 11 ini, ia sedang fokus pada penulisan Essay mengenai bagaimana perusahaan jasa modern menarik konsumen. Studi kasus yang digunakannya adalah Spotify.

Sabrina mengikuti berbagai kegiatan ekstrakulikuler untuk menambah wawasannya. Salah satunya adalah Riveria English, sebuah klub yang fokus pada kegiatan memberikan pengajaran bahasa inggris dan ilmu budaya di berbagai negara di dunia kepada siswa siswi sekolah pedalaman.

Kegiatan Riveria English bersama SDN 035 Dompu secara online. (Istimewa)

Tak hanya siswa di kelas 11, ada juga siswa dari kelas 9 dan 10 yang project bikinannya nggak kalah menarik. Mereka adalah Ayden (engineering), Jaeyi (science), Gisela (engineering), Hannah (science) dan Sanandha (business and art).

Jaeyi memiliki minat di banyak hal dan ia mengikuti beragam kegiatan di sekolah, mulai dari BioBuilder (club science di sekolah), Riveria English (mengajar bahasa Inggris ke siswa sekolah pedalaman), hingga menjadi penulis rutin di koran Hanin (koran berbahasa Korea).

Jaeyi saat membuat buku cerita dan pihak sekolah membantu mendistribusikannya ke sekolah lokal setempat. (Istimewa)

Ia juga pernah membuat buku cerita bersama adiknya dan membagikannya kepada sekolah-sekolah lokal sebagai sarana belajar yang menarik. la saat ini sedang mengembangkan riset untuk membuat bahan kolagen yang aman dan dapat menjadi penyambung antara kabel dan sel saraf yang ada di tubuh manusia dengan tujuan untuk menyempurnakan penemuan bola mata artificial.

Jaeyi juga mengikuti berbagai kegiatan untuk mendukung jalur akademisnya dan menambah wawasannya. Mulai dari Tech Moguls hingga Riveria English.

Kemudian Gisela, dirinya telah menyelesaikan personal project nya di mana ia membuat prototype mesin yang membantu mempercepat pengeringan eceng gondok. Melalui personal project ini, diharapkan masalah mengenai penyebaran eceng gondok yang sulit terkendalikan bisa ditanggulangi dengan mengubah eceng gondok menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan di beragam industri, mulai dari furniture sampai bahan pakaian.

Gisela juga menjadi salah satu siswa di tahun ini yang penelitiannya masuk ke babak semifinal (top 30 di dunia) untuk mendapatkan pendanaan riset oleh IB atau International Baccalaureate.

Gisela dalam proses pembuatan prototype mesin pengering eceng gondok. (Istimewa)

Hannah juga memiliki minat yang tinggi pada pemanfaatan limbah agar bisa digunakan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Saat ini, ia fokus mengembangkan penelitian mengenai bagaimana limbah di pedesaan bisa diolah menjadi sumber energi alternatif berbasis bioenergi.

Tak hanya Gisela, Hannah juga menjadi salah satu siswa di tahun ini yang penelitiannya masuk ke babak semifinal (top 30 di dunia) untuk mendapatkan pendanaan riset oleh IB.

Sanandha lain lagi, ia memiliki perhatian pada kesejahteraan wanita yang bekerja sebagai pemulung, terutama dalam hal kebersihan di masa menstruasi. Ia berinisiatif untuk mengembangkan gerakan sociopreneur bernama “Semua Sehat” dengan membagikan paket berisi kebutuhan dan perawatan atau pembalut menstruasi secara gratis kepada wanita yang membutuhkan.

Gerakan sociopreneur oleh Sanandha untuk membagikan paket kebutuhan harian untuk wanita yang membutuhkan. (Istimewa)

Ia juga mengembangkan bisnis kaos dan keramik buatannya sendiri yang hasilnya digunakan untuk mendukung gerakan sociopreneur nya ini. “Ke depannya. Saya ingin membuat mesin yang bisa mendistribusikan pembalut menstruasi kepada mereka yang membutuhkan,” kata Sanandha.

Tak ketinggalan, Sanandha juga menjadi salah satu siswa di tahun ini yang penelitiannya masuk ke babak semifinal (top 30 di dunia) untuk mendapatkan pendanaan riset oleh IB.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : ARM