Digitalisasi Dorong Maraknya Adopsi Cloud di Ranah Layanan Publik

30 Juni 2021, 16:28:57 WIB

JawaPos.com – Pada AWS Summit Online ASEAN 2021 yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, Kepala Diskominfo Jawa Barat (Jabar) Setiaji mengungkapkan tentang efektifnya peran teknologi cloud yang disediakan AWS dalam mendukung kinerja Jabar Digital Service dalam mengelola layanan publik berbasis teknologi digital provinsi tersebut.

Tuntutan menggelar layanan berbasis teknologi digital di Jabar muncul dari tantangan yang disebabkan oleh kondisi demografi, literasi, dan infrastruktur penopang yang belum merata. Masih ada kesenjangan antara kota dan desa. Jabar sendiri adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan mayoritas tinggal di perdesaan.

Setiaji menyontohkan, tanpa teknologi digital, warga Pangandaran, misalnya, perlu berkendara selama 6 jam ke kota Bandung untuk melaporkan sebuah masalah. Keadaan ini tentu sangat menyulitkan bagi warga desa dan tidak efektif.

“Dengan kondisi demikian, pemanfaatan cloud bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan,” jelasnya. Pihaknya lantas menggandeng Amazon Web Services (AWS) untuk mendukung penyediaan infrastruktur cloud. Sejak itu, Setiaji mengaku bahwa Diskominfo Jabar menjadi kian adaptif dan responsif. Layanan yang diprakarsainya dengan cepat dapat menyentuh warga desa.

Melalui Jabar Digital Service dan dukungan cloud, Diskominfo Jabar menggulirkan aplikasi-aplikasi penting seperti Sapawarga dan Pikobar. Aplikasi Sapawarga memudahkan warga melaporkan keluhan atau kebutuhan desanya. Sedangkan Pikobar adalah aplikasi tanggap COVID-19 yang dikembangkan sejak kasus pertama COVID-19 dilaporkan di Jabar.

“Pikobar berhasil diluncurkan dalam waktu 2 minggu saja terhitung dari tahap awal. Tanpa cloud, proses pembuatan aplikasi bisa saja memakan waktu hingga hitungan bulan,” ujar Setiaji.

Aplikasi Pikobar memiliki lebih dari 35 fitur yang seluruhnya dikembangkan di AWS, seperti pemantauan lalu lintas untuk mencegah penyebaran virus atau analisis daerah-daerah yang membutuhkan pembatasan skala mikro. Aplikasi ini telah mendapatkan penghargaan di tingkat nasional dan Asia Pasifik.

“Infrastruktur data center kami tidak mampu mengakomodasi kebutuhan akan kecepatan untuk pengembangan aplikasi. Di sisi lain, cloud AWS menawarkan keandalan, kecepatan, dan tools yang lengkap. Dengan cloud AWS, kami tidak lagi disibukkan dengan infrastruktur dan bisa fokus berinovasi serta mengalihkan SDM yang ada untuk menciptakan layanan yang semakin baik,” jelas Setiaji.

Cerita makin maraknya adopsi cloud AWS di sektor publik juga ditunjukkan oleh perusahaan atau organisasi lain. Selain Pemprov Jabar dan juga Bali, terdapat perusahaan besar hingga startup dari berbagam industri, seperti Halodoc untuk layanan kesehatan, hingga sektor pendidikan seperti Simak Online, Sekolah.mu, Universitas Pasundan Bandung dan IKIP Bojonegoro Jawa Timur.

Sebagaimana sektor lain, sektor pendidikan juga makin lekat dengan pengapdosian teknologi cloud berkat tuntutan transformasi digital. Dengan bermigrasi ke cloud, lembaga pendidikan dapat berinovasi dalam skala besar dan berbagi sumber pembelajaran kepada jutaan pengguna.

Keputusan menggunakan layanan dari penyedia cloud seperti AWS juga memberikan banyak keuntungan, terutama berhubungan dengan optimasi biaya, efisiensi sumber daya, dan pencapaian standarisasi tanpa harus membangun infrastruktur sendiri yang tentunya berimplikasi pada CapEx. Mereka juga bisa memanfaatkan program pendidikan AWS tanpa biaya seperti AWS Educate dan AWS Activate guna menyempurnakan kurikulum mereka.

SDM Menjadi Efisien dan Efektif
Seperti pengalaman yang dibagi oleh pihak Sekolah.Mu misalnya. Untuk mendukung tercapainya visi-misi platform pendidikan ini, Sekolah.Mu harus memanfaatkan teknologi. Platform menggunakan solusi AWS Fargate, Amazon EC2, Amazon Relational Database Service, Amazon Elasticsearch Service, Amazon ElastiCache dan Application Load Balancer yang membantu Sekolah.Mu membuat platform yang kuat yang dapat dikelola oleh tim kecil.

Solusi lain yang digunakan adalah AWS Lambda, Amazon Simple Storage Service dan Amazon CloudFront yang membantu mereka mengembangkan fitur video on demand. Dalam setahun Sekolah.mu berhasil meningkatkan skala produknya untuk melayani lebih dari 2,5 juta pengguna, serta meningkatkan akses pendidikan hingga menjangkau daerah perdesaan dari Sabang sampai Merauke.

Platform ini mencapai rekor 12 juta tampilan halaman dalam sehari pada tahun 2020 yang dikelola oleh tim yang hanya terdiri dari enam orang dengan satu orang berfokus pada pengelolaan arsitektur AWS dan lima anggota tim pada pengembangan backend. Mereka juga meningkatkan kecepatan pengiriman produk dan waktu pemasaran hingga 50% berkat teknologi inovatif dan baru di AWS.

Mengurangi biaya operasional hingga 30-40%
Kisah efektivitas pengadopsian cloud untuk mendukung kinerja sektor pendidikan datang dari IKIP PGRI Bojonegoro. Seperti kebanyakan lembaga di Jawa Timur, IKIP PGRI Bojonegoro bertujuan untuk meningkatkan layanan infrastruktur teknologi informasi (TI) namun menghadapi keterbatasan kurangnya sumber daya TI.

Tantangan yang dihadapi oleh IKIP PGRI Bojonegoro adalah kesulitan untuk meningkatkan skala dan melayani lebih banyak pengguna. Mereka akhirnya memigrasikan tiga server ke Amazon EC2 yang memberi mereka lebih banyak keandalan dan ketersediaan dengan Amazon EC2 Auto Scaling.

Dampak dari migrasi, terjadi penghematan biaya operasional 30%-40% karena berkurangnya biaya pemeliharaan perangkat keras dan pemantauan pasokan listrik. Staf TI mereka dapat fokus pada pengoperasian aplikasi dan tidak perlu megkhawatirkan peningkatan bandwidth dan penggunaan CPU saat siswa mengakses sistem pengelolaan pembelajaran kampus.

Boedy Irhadtanto, Kepala Infrastruktur TI, IKIP PGRI Bojonegoro menuturkan, “Transformasi digital adalah suatu tuntutan yang tidak dapat dihindari. Namun untuk melakukan transformasi digital secara menyeluruh, diperlukan ahli-ahli yang menguasai berbagai bidang, seperti server, keamanan, dan database. Semua keahlian ini bisa ditemukan pada cloud AWS, sehingga pihak kampus dapat mengarahkan fokus sepenuhnya kepada kegiatan pendidikan.”

Memenuhi Standar Internasional
Sementara itu, Universitas Pasundan (UNPAS) punya cerita lain. “Setelah kami memindahkan server akademik ke AWS, kami tidak perlu lagi memikirkan tentang pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur fisik. Kami cukup menskalakan secara vertikal dan horizontal ketika kami perlu meningkatkan kapasitas server saat transaksi tinggi,” ujar Ferry Mulyanto, administrator sistem TI, Universitas Pasundan (UNPAS).

“Kami dapat melakukan banyak penghematan dari segi infrastruktur dan lisensi, karena dibutuhkan biaya yang besar untuk mengelola semuanya sendiri. Terlebih, dengan AWS, Universitas Pasundan bisa memiliki akses terhadap infrastruktur data center AWS yang berstandar internasional dan juga patuh kepada taraf keamanan tertinggi,” sebut Ferry.

Komitmen AWS untuk Transformasi Digital Dunia Pendidikan Indonesia
“Pendidikan merupakan fondasi yang penting bagi tatanan sosial dan ekonomi masyarakat. Selama pandemi, muncul tren-tren baru dalam dunia pendidikan. Penggunaan teknologi tidak hanya dikaji oleh pemerintah untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi dalam kegiatan belajar-mengajar, melainkan juga untuk memampukan siswa-siswi untuk belajar secara mandiri dan menciptakan pengalaman belajar hybrid lewat penggabungan metode pembelajaran online dan offline,” tutur Tan Lee Chew, Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, AWS.

Lee Chew mengatakan bahwa salah satu use-case yang tengah diminati adalah pengecekan ujian secara terotomatisasi. Ia lantas menambahkan, “Baik pemerintah maupun industri di seluruh Asia Tenggara sedang mencari cara agar program pendidikan dan pelatihan dapat diselaraskan dengan permintaan terhadap angkatan kerja di masa depan.”

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : ARM