JawaPos.com – Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam kampanye terbukanya di stadion Sidolig, Bandung, Kamis (28/3) sempat menyinggung terkait program 3 sakti petahana, Joko Widodo (Jokowi). Prabowo juga menyinggung jika rakyat sekarang sudah pintar, dan tidak bisa dibodohi oleh janji-janji.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Arsul Sani menilai wajar. Sudah menjadi tradisi jika kubu penantang mengkritik pekerjaan petahana.
“Kalau pak Prabowo memang harus mengkritik, kalau pak Prabowo memuji malah nanti nggak dapat suara, wajar saja,” ujar Arsul di komplek DPR RI Senayan Jakarta, Kamis (28/4).
Hanya saja, lanjut Arsul, seharusnya Prabowo tidak hanya melontarkan kritik. Namun, harus diiringi dengan program konkret atas solusi kehidupan rakyat. Sehingga kritiknya akan didengar oleh rakyat.
“Pertanyaannya adalah kalau hanya berhenti dikritik tetapi kemudian tidak menawarkan kebijakan alternatif yang konkret, bukan jargon-jargon atau misi besar yang tidak diikuti dengan kebijakan-kebijakan konkret, lah apa rakyatnya juga akan melihat kritik itu,” imbuhnya.
Di sisi lain, Sekjen PPP ini memastikan jika janji 3 kartu sakti Jokowi bukan sebatas janji. Hal itu sudah terbukti dari berjalannya program-program kartu serupa di periode pertama kepemimpinan Jokowi. Sebut saja seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Nah yang ini kan merupakan tambahan yang baru. Nanti kalau pak Jokowi diberi mandat untuk masa Kepresidenan kedua ya akan dilaksanakan,” pungkas Arsul.
Sebelumnya, petahana, Jokowi melontarkan janji untuk menerbitkan 3 kartu sakti baru jika kembali terpilih di periode kedua. Kartu itu yakni, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Prakerja.