JawaPos.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total kerugian dan kerusakan akibat banjir bandang Sentani, Jayapura, Papua mencapai Rp 454 miliar. Jumlah itu merupakan data sementara yang dihitung untuk kebutuhan masa pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
“Rinciannya untuk kerugian dan kerusakan permukiman mencapai Rp 252 miliar, infrastruktur Rp 174 miliar, ekonomi Rp 22,6 miliar, sosial dan rumah ibadah Rp 4 miliar, dan lintas sektor Rp 1 miliar,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jumat (29/3).
Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi pemerintah akan membangun infrastruktur, permukiman, serta membangkitkan kembali perekonomian di wilayah bencana.
Sementara itu, relokasi akan dilakukan dari zona merah atau rawan bencana yang mengacu pada pemetaan BNPB bersama sejumlah institusi. Untuk lahannya, pemerintah daerah masih mencari zona yang aman.
Adapun masa tanggap darurat banjir bandang Sentani berakhir pada hari ini, Jumat (29/3). Selanjutnya, masuk ke masa transisi darurat menuju pemulihan yang lamanya diperkirakan satu hingga tiga bulan.
Sebanyak 112 orang meninggal dunia akibat bencana banjir bandang Sentani. Ada 82 orang hilang, 961 orang luka-luka, dan jumlah pengungsi masih tercatat 5.347 orang atau 962 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 21 titik pengungsian.
Dari total korban tewas, baru 77 jenazah yang sudah teridentifikasi dan sisanya masih dalam proses identifikasi. Hal itu disebabkan Tim DVI Polri mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi para korban yang meninggal dunia itu.
Sutopo juga menyebutkan, banyak masyarakat pendatang yang menempati wilayah Sentani yang tidak memiliki rekam identitas.
“Mereka yang meninggal dunia maupun hilang sehingga kesulitan dalam proses identifikasinya,” tuturnya.