Inovasi Joring Kembalikan Sentuhan Modern Pada Tenda Tradisonal Bali

Anak Agung Gede Raka Gunawarman, ST., MT *)
9 Oktober 2022, 07:55:55 WIB

TARING, berasal dari bahasa Jawa Kuna yang memiliki arti bangsal, teratak, dangau, pondok (Mardiwarsito,1986;p 588). Teratak mempunyai arti atap dari tepas (anyaman Bambu) yg diberi tiang (KBBI online). Taring merupakan tenda tradisional Bali yang umumnya digunakan pada kegiatan upacara adat di Bali. Taring menggunakan struktur material bambu, dengan penutup atap terbuat dari anyaman daun kelapa yang disebut dengan klangsah atau kelabang. Taring memiliki fungsi teknis maupun filosofis. Dalam hal teknis, Taring berfungsi sebagai shelter atau naungan untuk berlindung dari terpaan cuaca, sedangkan fungsi Taring secara filosofis memiliki makna tertentu pada setiap tipologinya, tergantung dari jenis kegiatan atau upacara adat yang dilakukan.

Memasuki zaman yang menuntut serba cepat, taring bambu ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat adat di Bali karena kurang praktisnya dalam proses pengerjaan atau instalasinya. Sehingga penggunaan taring diganti dengan tenda berbahan besi yang dilas, rakitan, dan knockdown, dengan asumsi perakitan yang lebih hemat waktu, awet, dan praktis saat penyimpanan. Akan tetapi kondisi ini tentunya menimbulkan tampilan tenda yang tidak senatural taring bambu.

Dewasa ini penggunaan taring berbahan bambu pun kembali menjadi trend, khususnya pada upacara pernikahan yang sekaligus berfungsi sebagai elemen dekorasi. Beberapa solusi desain juga muncul untuk menjawab kebutuhan pasar yang ingin serba praktis.

Joint Taring (JoRing) merupakan bentuk inovasi yang mengkombinasikan konstruksi tenda tradisional Bali berbahan bambu dengan sambungan atau joint berbahan besi. JoRing merupakan hasil pengembangan desain pada International Bamboo Competition 2019, Guangzhou, Cina dan dilanjutkan dengan riset bersama mahasiswa Prodi Arsitektur Universitas Warmadewa pada Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) 2021 dalam kegiatan Warmadewa Architecture Power of Experience (WAPEX) – Join Workshop (JW) Bambu.

Selain itu, JoRing juga telah didaftarkan HKI Hak Paten Sederhana pada bulan Desember 2021 lalu yang masih berstatus pelayanan teknis. Alasan dan ide utama pembuatan JoRing adalah sebagai berikut (1) Melihat banyaknya taring berbahan bambu diganti dengan besi terutama di pura-pura, (2) Melihat kepraktisan dari konsep tenda besi yang dirakit dengan waktu yang cepat, dan memasang atap di bawah (tanpa harus menggunakan tangga/scaffolding), (3) Ingin membuat modul ukuran taring yang fleksibel menyesuaikan lokasi lahan (natah rumah tradisional Bali, dan Pura), dan (4) membantu para pengusaha UMKM dekorasi serta masyarakat adat untuk mendirikan taring dengan lebih praktis.

Inovasi (JoRing) ini menawarkan kepraktisan dalam membuat dan mendirikan taring dalam kepentingan kegiatan adat atau kegiatan lainnya. Tuntutan saat ini untuk menciptakan sesuatu yang dapat membantu efisiensi waktu dan biaya sangatlah penting, sehingga inovasi yang menyasar begitu banyak kegiatan adat di Bali, terutama yang hampir selalu ada di setiap harinya, secara optimis akan sangat membantu.

Inovasi yang ditawarkan sebagai sebuah solusi adalah (1) Sambungan/joint berbahan besi pada hubungan antara tiang (saka), balok (lambang), siku pengaku (canggah wang), dan bisa dikembangkan pada sambungan lain jika dibutuhkan, (2) Perakitan yang lebih cepat, (3) Pemasangan atap bisa dilakukan di bawah (melipat struktur tiang) kemudian diangkat, sehingga penggunaan scaffolding dapat dikurangi, (4) Bisa dibuat dalam bentuk atap pelana dengan joint yang sama (kedepannya akan dikembangkan untuk kepentingan shelter pengungsi), (5) Semangat gotong royong masyarakat masih terlihat, dan (6) Modul ukuran taring sangat fleksibel, karena bambu bisa dipotong dan menyesuaikan ruang yang tersedia. JoRing juga telah diuji publik di masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan masukan sebagai bahan penyempurnaan.

Inovasi Joring merupakan salah satu judul proposal dari Universitas Warmadewa yang lolos pendanaan pada Program Matching Fund Kedai Reka tahun 2022 dengan mitra dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yaitu PT. Bali Runa Karya. Dalam program tersebut, produk JoRing dilakukan uji publik pada beberapa kegiatan seperti kegiatan adat di Pura, kegiatan upacara manusa yadnya (di rumah), serta acara hiburan maupun event lainnya.

Uji Publik ini bertujuan untuk mendapatkan masukan langsung dari setiap sasaran penerima manfaat sebagai sebuah upaya untuk penyempurnaan produk JoRing. Target dari produk ini memang pada produksi massal yang dapat digunakan oleh masyarakat luas tidak hanya di Bali saja.

Dalam inovasi ini juga mengajukan atau mencoba membuat desain produk khusus pada shelter yang menggunakan atap berbahan membran sebagai upaya untuk memperluas jangkauan penerima manfaat. Kegiatan dalam Program Matching Fund berlangsung dari Bulan Juli hingga Desember 2022 yang digandengkan dalam Program Kompetisi Kampus Merdeka tahun kedua Prodi Arsitektur FTP Unwar. Kegiatan Matching Fund ini melibatkan 10 orang mahasiswa yang berkolaborasi dengan 20 orang mahasiswa dari kegiatan Join Workshop (JW) PK-KM Prodi Arsitektur Universitas Warmadewa .

*) Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Warmadewa

Editor : Mohamad Nur Asikin


Close Ads