Pergulatan Bahasa Bali di Era Pandemi Covid-19

Oleh I Nyoman Muliana
12 April 2022, 15:57:56 WIB

BAHASA Bali, sebuah bahasa daerah yang sejak lama sudah berada dalam lingkungan bahasa yang amat kompleks. kini di era pandemi covid-19 harus menempuh suatu pergulatan. Rentang waktu berkembangnya pandemi covid-19 memang tidaklah lama kalau dikaitkan dengan proses perkembangan bahasa yang biasanya terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, generasi kakek-nenek yang menggunakan bahasa daerah dan anak-cucu mereka menggunakan bahasa lain. Akan tetapi, di era pandemi covid-19 yang hanya berlangsung selama dua tahun ini ternyata juga berdampak pada bahasa Bali, yakni pada penggunaannya di kalangan warga masyarakat Bali sebagai penuturnya.

Kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran covid-19 tanpa disadari berpengaruh pada berbagai pola hidup masyarakat Bali termasuk cara mereka berkomunikasi dengan sesama orang Bali. Dalam situasi normal, sebelum munculnya covid-19, kegiatan komunikasi mereka bisa dilakukan secara bebas, yakni bertemu langsung dengan orang lain. Dengan cara seperti itu, mereka masih bisa menentukan pilihan terhadap bahasa Bali yang digunakan khususnya dalam situasi informal dan topik percakapan ringan yang terjadi di sekitar mereka.

Karena aturan selama masa pandemi covid-19 seperti lockdown dan social distancing itu, masyarakat Bali harus melakukan komunikasi secara terbatas dan bahkan tanpa pertemuan langsung dengan dengan orang lain. Satu alternatif yang dilakukan untuk berkomunikasi dalam situasi seperti itu adalah dengan memanfaatkan alat komunikasi ponsel yang hampir dimiliki oleh seluruh warga Bali yang kini telah berbentuk ponsel pintar.

Di samping dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi tanpa batas waktu dan tempat, ponsel pintar yang dilengkapi dengan berbagai fitur juga digunakan sebagai sarana bekerja, dan sekaligus memperleh hiburan. Penggunaan ponsel pintar itu kini menggiring masyarakat Bali ke arah pola komunikasi di berbagai jenis media sosial di mana mereka tidak lagi harus menggunakan bahasa Bali untuk menghindari kesalahpahaman dan menunjukkan prestise.

Pola berkomunikasi warga masyarakat Bali di era pandemi covid-19 kini membuat bahasa Bali berada dalam dua situasi kebahasaan. Di satu sisi, bahasa Bali yang selama ini digunakan untuk berkomunikasi pada ranah keluarga dan ranah pergaulan kini tampak sudah digeser oleh bahasa Indonesia. Dalam berbagai situasi dan topik percakapan pada dua ranah tersebut dapat dijumpai para orangtua kini lebih suka dan tampak memaksakan pengalihan bahasa Indonesia daripada bahasa Bali kepada anak-anak mereka meskipun seluruh para partisipan dalam percakapan mereka adalah penutur bahasa Bali.

Di sisi lain, bahasa Bali yang digunakan oleh masyarakat Bali di masa pandemi covid-19 ini kerap diresapi dengan penggunaan unsur-unsur bahasa lain yang tentunya mereka peroleh dari media-media sosial. Situasi ini menunjukkan bahwa orang Bali kini hanya memeroleh bahasa daerah mereka dari media sosial dan tentunya dapat mengakibatkan mereka kini tidak mampu lagi mengenal dan menggunakan bahasa Bali dengan struktur dan fungsinya yang ideal.


*) Dr. Drs. I Nyoman Muliana, M. Hum, dosen Fakultas Sastra, Universitas Warmadewa

Editor : Ilham Safutra

Reporter : ARM


Close Ads