Bambang Suryo Sebut Sanksi Komdis PSSI Sebagai Pembunuhan Karakter

28 Desember 2018, 07:30:22 WIB

JawaPos.com – Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo (BS) merasa bila sanksi hukuman seumur hidup yang dijatuhkan PSSI kepadanya merupakan pembunuhan karakter. Tak hanya itu, sanksi itu diberikan karena ada faktor like and dislike (suka dan tidak suka).

“Kemarin 2015 saya dihukum seumur hidup terus diputihkan lagi sama Ketum PSSI sekarang. Terus sekarang dihukum seumur hidup lagi, ini pembunuhan karakter bagi saya,” ujarnya di Malang.

Dia pun membandingkan perbedaan antara sanksi yang diterimanya dengan mantan anggota Exco PSSI, Hidayat beberapa waktu lalu. “Sedangkan Dayat (Hidayat), dalam kutip (termasuk) struktur dalam PSSI, mereka hanya dihukum 3,5 tahun dan denda Rp 150 juta,” kata dia.

Bambang Suryo, Komdis PSSI, PSSI, Pengaturan Skor, Mafia Bola
Bambang Suryo masih akan membongkar kasus match fixing (Fiska Tanjung/JawaPos.com)

Menurutnya, ada faktor like and dislike dalam pemberian sanksi itu. Dia juga mengungkapkan, bila sanksi itu tidak adil bagi dirinya. “Menurut komdis adil barangkali, menurut saya tidak,” tegasnya.

Dia menyampaikan, dia berniat untuk membuka kasus match fixing yang ada di sepak bola Indonesia, namun justru mendapat sanksi seperti itu. “Saya dihantam di sini. Saya di sini jadi korban, saya dihukum seumur hidup. Berarti saya ini sudah mati satu kali, hidup lagi, terus ini mati sekali ini. Maka InsyaAllah ini hidup lagi,” paparnya.

Meski begitu, sanksi itu tidak kemudian membuat nyalinya ciut untuk membongkar kasus match fixing selanjutnya. “Setelah kasus ini, saya akan (tetap) membuka match fixing. Saya tidak terpengaruh, saya di sepak bola juga banyak ruginya. Pegang Metro saja baru satu tahun ini juga, uang juga keluar harta saya, teman-teman juga saya mintai (tolong) untuk biayai Metro-Persema kemarin,” terangnya.

Dia pun menilai bila sanksi yang diberikan itu semacam lelucon. “Sanksi Komdis ini dagelan. Ini sanksinya (setingkat) TK, PAUD,” ungkapnya.

BS pun mengaku mengetahui siapa sosok di balik diberikannya sanksi ini. Namun, dia tidak mau membuka ke publik. “Tahu orangnya, tapi tidak mau bicara. Saya bukan dalam sistem PSSI, tapi saya tahu,” kata dia.

Dia mengungkapkan, dengan adanya kasus ini dirinya siap untuk lebih maju membuka kasus-kasus match fixing. “Malah kalau kayak gini saya akan giat untuk kebaikan sepak bola Indonesia. Terutama klub saya yang sekarang ini, Metro,” pungkasnya.

Editor : Edy Pramana

Reporter : (fis/JPC)

Close Ads