Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Akan Difokuskan Jadi Pelabuhan Fery Penumpang

2 Januari 2019, 21:02:35 WIB

JawaPos.com – Kementerian Perhubungan berencana menata ulang pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan Ketapang -Banyuwangi. 

Di Pelabuhan penyeberangan tersibuk nomer dua di Indonesia ini, rencannya hanya akan difokuskan pada penyeberangan orang, sementara angkutan  barang antara pulau akan dialihkan ke pelabuhan lain.

Menurut dia, saat ini terjadi pergerakan barang yang sangat masif dari Jawa Timur menuju Nusa Tenggara Barat dan Bali melalui Pelabuhan Ketapang. Ini menyebabkan, pulau Bali banyak dilewati angkutan barang menuju Nusa Tenggara Barat. 

"Sekarang ini angkutan barang di Pelabuhan Ketapang sudah overload. Jadi akan kita reformasi, angkutan logistik akan kita kurangi. Kita akan manage agar kapal logistik (roll off-roll on/Ro-Ro) sebagian bisa langsung menuju Lombok atau Bali. Jadi yang dari Surabaya tidak perlu lewat Ketapang lagi," kata Budi seperti ditulis RMOL.Co, Minggu (1/1). 

Untuk merealiasikan rencana itu, kata Budi, pihaknya  sudah menyiapkan  sejumlah sarana dan fasilitas penunjangnya.

"Kemarin sudah kita tes, untuk rute Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Lembar Lombok, sudah cukup bagus. Bulan depan akan lebih intensif," imbuhnya. 

Pelabuhan Ketapang, lanjut Budi, akan fokus difungsikan untuk kapal fery penumpang. Sehingga akses wisatawan dari dan menuju Bali yang melewati pelabuhan lebih nyaman. 

"Jadi pelabuhan tidak perlu takut kehilangan income dari logistik, karena kekuatan penumpang lebih besar dari barang," terang Budi.

Untuk mendukung rencana penertiban arus barang tersebut, Budi berjanji akan menertibkan tonase muatan kendaraan dengan mengambil alih kewenangan jembatan timbang dari provinsi ke pusat.

Jembatan timbang, lanjut dia, akan kembali ke awal fungsinya. Yakni sebagai alat pegontrol dan pengendali jalan, bukan untuk mendulang pendapatan daerah. 

"Kita akan support sistem IT-nya di jembatan timbang, sehingga bisa dipantau lansung dari pusat supaya angkutan darat ini lebih sopan. Yang bilangnya 20 ton ya bener 20 ton, jangan ternyata 50 ton. Kalau semua kendaraan tertib, kondisi jalan akan tetap terjaga. Jadi kita akan kontrol supaya angkutan jalan lebih sopan dan proper," jelas Menhub.(ysa/nas/JPG)

 

Editor : Mohamad Nur Asikin


Close Ads