JawaPos.com – Sudah lebih dari 200 hari pelaku penyiraman penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan belum terungkap. Oleh sebab itu, ada masukan untuk membuat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengaku menyambut baik apabila ada yang mengusulkan pembentukan TGPF ini. Sebab, ia meyakini tim itu nantinya akan membantu Polri dalam mengungkap pelaku penyiraman cairan kimia tersebut.
“Saya kira bagus kalau dibentuk, sehingga ada kejelasan yang melakukan itu,” ujar Fadli saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/11).
Fadli juga mempertanyakan kenapa sampai saat ini pelaku penyiraman terhadap Novel Baswedan belum juga bisa diungkap Polri. Padahal dalam kasus rumit Polri bisa mengungkapnya, sehingga ini menjadi pertanyaan besar.
“Ini kan kasus sederhana, ada satu penyerangan terhadap saudara Novel Baswedan. Harusnya gampang, dong,” katanya.
Oleh sebab itu, menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini, TGPF sangat dibutuhkan oleh Polri dalam mengungkap kasus penyiraman Novel Baswedan agar bisa menemukan dengan cepat pelaku dan dalang dibalik penyerangan itu.
“Masa kasus penyerangan kepada Novel tidak bisa dibuktikan. Berarti ada sesuatu yang salah,” pungkasnya.
Sebelumnya, mantan Ketua Abraham Samad dan sejumlah aktivis anti-korupsi mendatangi Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (31/10) kemarin.
Samad mengatakan, kedatangannya untuk mendorong Pimpinan KPK agar membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Samad menilai, pembentukan TPGF perlu dilakukan untuk mengungkap kasus Novel. Pasalnya, setelah lebih dari 200 hari pihak kepolisian belum berhasil mengungkap pelaku penyerangan.
Sekadar informasi, Novel Baswedan disiram cairan kimia oleh orang tak dikenal seusai menjalankan salat Subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April 2017 lalu.