ISIS Kalah, Kemlu Mau Pastikan Jumlah WNI di Syria

28 Maret 2019, 15:03:18 WIB

JawaPos.com – Warga Negara Indonesia (WNI) baru-baru ini diberitakan ada di antara para pengungsi di kamp ISIS di Afshin setelah keluar dari Desa Baghouz, Syria. Apalagi Syria Defence Force (SDF) telah mengklaim, mereka mengalahkan ISIS. Banyak di antara pengungsi yang melarikan diri dari kantong terakhir ISIS.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan, pihaknya akan memastikan jumlah dan data WNI di sana, harus dilakukan berbagai tahap termasuk verifikasi.

Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir mengatakan, situasi di Syria beberapa tahun terakhir tidak kondusif sehingga belum diketahui secara akurat mengenai jumlah WNI di sana.

kemlu, isis, syria, wni, isis kalah,
Syria Defence Force (SDF) telah mengklaim, mereka mengalahkan ISIS. Banyak di antara pengungsi yang melarikan diri dari kantong terakhir ISIS (Middle East Monitor)

“Terkait dengan WNI yang pergi ke Syria diduga mendukung ke ISIS, sebagian dari mereka di sana sudah tidak memiliki dokumen yang resmi. Oleh karena itu, kita harus melakukan berbagai tahap sebelum kita memberi pernyataan apakah mereka sebagai WNI,” terang Arrmanatha, Kamis (28/3).

Arrmanatha juga mengatakan, pada saat repatriasi tahun 2012 – 2016 sebagian besar WNI sudah keluar dari Syria. Namun memang terdeteksi ada yang masuk ke Syria secara ilegal.

Sementara itu, verifikasi tersebut bukan hanya dilakukan oleh Kemlu, namun juga lembaga terkait termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan juga Badan Intelijen Negara (BIN). Lembaga-lembaga tersebut akan menentukan apakah mereka masih WNI atau tidak.

Ketika ditanya terkait warga yang mengaku berasal dari Bandung yang mengaku ingin kembali ke Indonesia, Arrmanatha mengatakan belum mendapatkan informasi.

“Pada tahun lalu kalau tidak salah ada beberapa WNI dari Syria dan kembali ke Indonesia, itu melalui proses yang sangat panjang, pertama tentu mereka diverifikasi kewarganegaraannya. Setelahnya, dilakukan analisa kembali terkait deradikalisasi,” katanya.

Dia juga mengatakan tahap tersebut harus melalui proses yang panjang di Syria maupun di Indonesia. Dari proses itu baru bisa disimpulkan apakah mereka bisa kembali atau tidak ke tanah air.

Editor : Dyah Ratna Meta Novia

Reporter : Verryana Novita Ningrum


Close Ads