Puspas Unair Tiga Tahun Berturut-turut Raih WTP
Sejak 2017, Universitas Airlangga (Unair) resmi memiliki Pusat Pengelolaan Dana Sosial (Puspas). Prinsipnya, penyaluran dana dilakukan secara kreatif, inovatif, profesional, kredibel, dan akuntabel.
”ALHAMDULILLAH, laporan keuangan kami sudah tiga tahun berturut-turut mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP),” ungkap Ketua Puspas Unair Dr Wisudanto SE MM CFP ASPM.
Pada 2018 melalui Puspas, Unair menjadi perguruan tinggi negeri pertama di Indonesia yang tersertifikasi Nazhir oleh Badan Wakaf Indonesia. Unair juga mendapat izin dari Baznas sebagai unit pengumpul zakat (UPZ). Seluruh donasi yang terkumpul berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Ada 9 skenario dalam peraturan rektor yang menjadi landasan Puspas dalam menyalurkan dana sosial. ”Seluruhnya disesuaikan dengan 17 sustainable development goals (SDGs), tapi fokus utama kami adalah gender equality, no poverty, zero hunger, good health and well-being, dan partnership for the goals,” jelas Wisudanto.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair itu menyebutnya wakaf untuk peradaban. Sebab, dana sosial yang terkumpul banyak digunakan untuk pengembangan manusia. SDGs gender equality diimplementasikan melalui program Griya Khadijah dengan memanfaatkan rumah wakaf. Sebanyak 32 mahasiswi Unair pemegang kartu Indonesia Pintar dan penerima beasiswa bidik misi tinggal di Griya Khadijah.
Tak sekadar meminjamkan bangunan fisik untuk ditinggali, Unair memberikan para mahasiswi tersebut pendidikan tahfidz Alquran dan modal untuk memulai bisnis. Ada target hafalan minimal lima juz hingga mereka lulus kuliah.
Untuk memenuhi target zero hunger, setiap Jumat Puspas Unair rutin berbagi 300 paket nasi. Tim mendatangi para penerima yang terdiri atas pekerja kebun, petugas cleaning service, pengangkut sampah, satpam, mahasiswa, juga warga di sekitar kampus A, B, dan C Unair yang membutuhkan. Program itu merupakan hasil kerja sama dengan Komunitas Sedekah Squad.
Hingga Oktober 2021, total penerima manfaat dana sosial sebanyak 6.686 orang, mulai mahasiswa, tenaga pendidik, hingga masyarakat. ”Kalau sampai akhir Desember kemungkinan angkanya akan naik signifikan karena ada penyaluran bagi korban bencana erupsi Semeru juga,” terang Sekretaris Puspas Dr Prawitra Thalib SH MH. (nad/ran)
Lakukan Vaksinasi, Edukasi Masyarakat

Selama pandemi Covid-19, berbagai upaya preventif dan kuratif dilakukan Unair. Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), misalnya, berlayar dalam misi Madura Sadar Covid-19 (Marco-19) pada September-Oktober 2021 dan mengunjungi 14 pulau di sekitar Kepulauan Madura.
Kegiatan itu mendukung tercapainya SDGs good health. Selama sebulan, tim RSTKA bertugas untuk melakukan vaksinasi Covid-19, mengedukasi masyarakat, serta melaksanakan riset di bidang kesehatan.
Unair juga mendistribusikan 1.000 alat screening GeNose untuk membantu masyarakat. Contohnya, di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya. Selama tiga hari tim melakukan tes GeNose kepada sekitar 100 orang tamu di sana.
Mobil layanan sosial difungsikan sebagai lokasi screening Covid-19 dan pelayanan preventive care. Puspas Unair menjemput mahasiswa yang melakukan isolasi mandiri dan membutuhkan bantuan. Mereka kemudian dibawa ke Griya Triase.
Sejak 2020 Griya Triase selalu full. ”Cukup WA dan kita jemput. Memang kapasitasnya tidak banyak, yang penting tepat sasaran. Prinsipnya we are the first emergency exit. Kita tolong dulu, urusan administrasi belakangan,” kata Ketua Puspas Unair Dr Wisudanto SE MM CFP ASPM.
Puspas Unair dipercaya menyalurkan donasi masyarakat sebesar Rp 13 miliar. Sebanyak Rp 1,3 miliar berupa uang tunai serta kebutuhan krusial, mulai alat pelindung diri lengkap, hand sanitizer, masker, hingga nutrisi dokter, didonasikan kepada RS Unair.
Wisudanto bercerita, ada mahasiswa terdampak pandemi yang turut merasakan bantuan dari masyarakat. Salah satunya adalah mahasiswa asal Iran yang terjebak di Indonesia dan tidak bisa pulang karena penutupan batas negara. ”Ya itu juga yang termasuk kita openi,” tuturnya. (nad/ran)
Terjun Langsung ke Lokasi Bencana

JawaPos.com – Setelah Gunung Semeru erupsi pada Minggu (5/12) pagi, tim gabungan peduli bencana alam dan pandemi yang dimotori Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga Surabaya berangkat secara bertahap ke lokasi. Para relawan yang terdiri atas tenaga kesehatan (nakes) dan psikolog mendirikan posko bantuan di Dusun Krajan, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Dari hasil pemetaan, dibutuhkan bantuan dokter spesialis bedah plastik dan anestesi untuk menangani korban dengan luka bakar. ”Posko pertama yang kami dirikan difokuskan untuk melakukan penanganan korban dengan luka bakar,” ujar dr M Hardian Basuki, anggota tim gabungan.
Setiap dokter bisa menangani lebih dari 100 pasien. Dr Hardian menekankan bahwa usai penanganan tahap pertama, tim psikolog akan diterjunkan untuk melakukan penguatan mental kepada para korban dan pengungsi, terlebih ibu serta anak-anak.
Mahasiswa Unair juga melakukan penggalangan bantuan berdasar data lapangan terkait kebutuhan mendesak bagi korban. Bantuan yang berhasil dikumpulkan berupa perlengkapan serta makanan bayi dan anak, seperti kebutuhan makanan pendamping ASI, susu, popok, juga selimut.
Penyaluran bantuan tersebut diapresiasi Kasi Logistik BPBD Jawa Timur Bige Agus Wahyuono. ”Barang yang disalurkan memang yang saat ini dibutuhkan di posko dan dapur umum di lokasi bencana,” ujarnya.
Menyusul tim gabungan, Puspas Unair akan berangkat hari ini (20/12) dan Rabu (22/12) melalui dua jalur berbeda. Selain membawa kebutuhan pokok, rombongan akan mengidentifikasi kebutuhan lainnya serta melakukan trauma healing pada anak-anak.
Dalam setahun ke depan, tim akan mengeksplorasi wilayah bencana. Targetnya, warga mampu menghidupkan kembali ekonominya secara sustainable. ”Kami akan petakan apa yang bisa kami kerjakan. Misalnya, masalah pemurnian air,” kata Sekretaris Puspas Dr Prawitra Thalib SH MH.
Setelah gempa terjadi di Lombok pada Agustus 2018, tim Puspas Unair membangun rumah percontohan di enam lokasi. Tujuannya, mengedukasi warga agar bisa membangun rumah tahan gempa hingga 6 SR. Saat masyarakat sudah bisa membangun rumah yang sustainable, tim akan pulang.
Di Mamuju yang diguncang gempa Januari lalu, Puspas Unair bekerja sama dengan LPPM Unair mendirikan tenda persalinan. ”Melalui fasilitas tenda persalinan, kami mampu memfasilitasi persalinan dengan aman, nyaman, dan kondusif untuk masyarakat Mamuju, khususnya di Desa Bambu,” terang Ketua LPPM Dr dr Gadis Meinar Sari MKes. (nad/ran)