JawaPos.com – Pemegang saham PT Mark Dyamics Indonesia Tbk (MARK) merestui pemecahan nilai nominal saham (stock split) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hal tersebut diharapkan dapat mendorong likuiditas perdagangan sahamnya di Bursa Efek lndonesia (BEI).
Presiden Direktur Ridwan mengatakan, aksi korporasi ini dapat meningkatkan jumlah saham beredar sebanyak lima kali lipat. Sebab, nilai nominal saham perseroan yang tadinya Rp 100 per saham akan dipecah dengan rasio 1 : 5 menjadi Rp 20 per saham.
Pemecahan ini otomatis akan meningkatkan jumlah saham beredar, yang tadinya sebanyak 760.000.062 saham menjadi 3.800.000.310 saham.
“Dengan jumlah saham yang meningkat di pasar akan memberi kesempatan lebih besar kepada investor untuk menjadi bagian dari pemegang saham dan likuiditas perdagangan sahamnya akan meningkat,” ujarnya Jumat (28/12).
Hingga akhir November 2018, perdagangan saham MARK di BEI tercatat rata-rata sebesar 1,35 juta saham per hari atau 13.500 lot. Menyusul persetujuan pemegang saham atas rencana stock split, diharapkan perdagangan saham perseroan akan semakin tinggi baik jumlah saham maupun frekuensinya.
Sebanyak 95 persen produk perseroan dijual untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Mark Dynamics mengklaim menguasai 30 persen pangsa pasar produksi cetakan sarung tangan dunia.
Guna memenuhi permintaan pasar, perseroan terus meningkatkan hasil produksi. Selama 2017, perseroan telah memproduksi 5 juta unit cetakan sarung tangan.
Sedangkan, dari Januari hingga 30 September 2018, produksi perseroan telah mencapai 4,8 juta unit. Diharapkan sampai akhir tahun, produksinya akan mencapai 6,4 juta unit, atau meningkat sebesar 28 persen dibandingkan tahun lalu.
Pada triwulan ketiga, perseroan berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 58,83 miliar atau meningkat sebesar 82,88 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 32,17 miliar. Pencapaian ini juga berhasil melampaui pencapaian laba bersih sepanjang 2017 yang tercatat sebesar Rp 49,25 miliar.
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan Total Aset per 30 September 2018 menjadi Rp 303,87 miliar, atau meningkat 33,5 persen dibandingkan posisi 31 Desember 2017.