Pilpres 2019

Proses panjang Pemilu 2019 akan mencapai kulminasinya. Setelah dalam waktu berbulan-bulan kita dilelahkan dan diseret oleh luberan informasi kontestasi perebuta

Jokowi cakap menjelaskan paradigma investasi pertahanan yang ubah belanja militer tuk pembelian senjata jadi alokasi anggaran guna membangun industri pertahanan

Saya kira hanya di Indonesia saja Presiden dicegat di tengah jalan. Kalau di pinggir jalan enggak apa, ini di tengah jalan. Saya hitung lebih dari sembilan kali

Akhir pekan lalu publik dihebohkan dengan tangkapan layar WhatsApp Group diduga berisi percakapan anggota polisi daerah Bima, Nusa Tenggara Barat.

“Saya melihat Pak Prabowo unggul dalam debat keempat, dan mampu merebut suara rakyat untuk Pilpres mendatang,” ucap Dahnil Anzar Simanjuntak.

“KPU dan Bawaslu yang bertugas untuk memantau semua. Jadi tudingan sepihak seperti itu justru memperlihatkan upaya mendramatisasi keadaan yang tidak sesuai,”

“Tapi kadang-kadang bahasa-bahasa kasarnya suka memprovok, kadang-kadang lagi di masjid memprovok, pertanyaannya apakah boleh di masjid kita memprovok?” ujarnya

Kemudian baik PKS dan PAN sama sekali tidak membantahnya di media, sehingga dapat kita duga bahwa rumor yang dicetuskan Andi Arief bukan omong kosong belaka

Di sisa waktu 3 pekan kurang ini, sejumlah lembaga survei banyak merilis gap elektabilitas antara Jokowi-Prabowo masih di kisaran 20 persen

“Kebijakan petahana mengenai pertahanan, keamanan, dan luar negeri sudah dijalankan. Tinggal memperkuat untuk periode berikutnya,” jelas Meutya

Saya pikir itu (pernyataan Jokowi) cenderung lebih besar manipulatif. Hampir tidak pernah Pertamina menerima tenaga kerja lulusan SMA.

Dari aspek fungsi pun dikatakan Ma’ruf ada perbedaan antara hari pencoblosan dengan lebaran. Hari pencoblosam identik dengan demokrasi dan politik

“Jangan ada marah-marah dalam 14-15 hari ke depan, semua harus gembira karena kita sepakat persaudaraan kita nomor satu. Kalau Presidennya nomor 2,” ujar Sandi