Prabowo sandi

Proses panjang Pemilu 2019 akan mencapai kulminasinya. Setelah dalam waktu berbulan-bulan kita dilelahkan dan diseret oleh luberan informasi kontestasi perebuta

Jokowi cakap menjelaskan paradigma investasi pertahanan yang ubah belanja militer tuk pembelian senjata jadi alokasi anggaran guna membangun industri pertahanan

“Kalau di kampanye 2014 itu pakai kotak-kotak, lalu ketika sudah memenangkan pilpres, Pak Jokowi sudah beralih menjadi kemeja putih untuk warna kerjanya”.

Bendera Partai Golkar berkibar saat kampanye Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto di Lapangan Karebosi, Kota Makassar, Minggu (24/3).

Pemerintahan Jokowi, kata Ace Hasan, sangat tegas kapada pihak-pihak yang mengancam keberadaan ideologi Pancasila. Salah satunya dengan pembubaran HTI.

Arya mengatakan, TKN sampai saat ini lebih mementingkan Jokowi-Ma’ruf untuk menang di Pilpres 2019. Tidak fokus bagi-bagi kursi menteri.

“Kalau pak Prabowo memang harus mengkritik, kalau pak Prabowo memuji malah nanti nggak dapat suara, wajar saja,” ujar Arsul di komplek DPR RI Senayan Jakarta

Jadi itu kan salah satu contoh saja tentu masih banyak putra-puteri terbaik bangsa yang akan mendampingi atau menyokong Pak Prabowo untuk menjalankan hal teknis

Segmen guru dan PNS menjadi pemilih tertinggi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Padahal, Presiden Jokowi belum lama ini menaikkan gaji ASN.

Jokowi mengatakan, dirinya mendapat bisikan dari masyarakat Sulawesi Barat untuk menuntaskan pembangunan jalan antarkabupaten di provinsi tersebut.

Tak ada maksud politis di balik pemberian nama bayi-bayi ini. Semata bentuk rasa hormat orang tua masing-masing kepada Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Prabowo mengaku terharu atas perjuangan relawan dan simpatisannya yang rela berkorban untuk mendukungnya tanpa dibayar di pilpres 2019.

Peneliti CSIS, Arya Fernandes mengatakan, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin lebih unggul dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berdasarkan segmen agama.

‎Peneliti CSIS Arya Fernandez mengatakan, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 51,4 persen. Sementara Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 33,3 persen.

“Yang sudah dibuat (Prabowo) apa? Jadi, kita kan nggak melihat identitas yang melekat saja tapi juga apa yang sudah diperbuat, track record-nya,” kata Meutya.